Minggu, 25 November 2012

Cara Penjemuran Burung





       Sinar matahari merupakan variabel penting dan bahkan utama dalam kehidupan burung, termasuk burung kicauan yang dipelihara para penghobi burung. Keperluan sinar matahari yang utama adalah untuk:

1. Pengubahan pro vitamin D menjadi vitamin D di dalam tubuh burung.

2. Membunuh jamur dan mikroba di sangkar dan di tubuh burung.
3. Menghangatkan tubuh burung.

Di luar ketiga hal itu, masih banyak kegunaan sinar matahari tetapi yang utama adalah ketiga hal tersebut di atas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penjemuran:

1. Jemur dari waktu sepagi mungkin, bahkan kalau bisa sebelum waktu fajar sehingga sekaligus untuk pengembunan. Pengembunan bagus dilakukan untuk burung agar mereka bisa mendapatkan kesegaran udara pagi hari, yang diasumsikan kondisi udaranya masih bersih tidak terkena polusi debu siang hari.

2. Jangan lakukan penjemuran melewati pukul 09.00 karena selepas waktu itu sinar ultarviolet bisa membuat bulu burung rusak. Selepas waktu itu, bisa dilakukan untuk penanganan atau treatment khusus burung untuk tujuan tertentu misalnya lomba, membuat tambah gacor, lebih ramping dan sebagainya.

3. Jangan menjemur dengan sangkar dikerodong, khususnya untuk daerah panas. Penjemuran dengan sangkar burung dikerodong, bisa menyebabkan burung mendapat panas yang berlebihan. Burung bisa kekurangan oksigen dan bisa mati kepanasan. Untuk daerah dingin, hal ini bisa jadi tidak menimbulkan masalah serius.

Untuk penghobi yang bekerja pagi-malam


Untuk penghobi yang harus berangkat kerja pagi hari dan pulang sore hari, bisa menempatkan burung di tempat tertentu di mana burung mendapatkan sinar matahari dan pada sekitar pukul 09.00 sinar matahri sudah tertutup atap/dedauaan. Kalau kondisi tidak memungkinkan, maka lakukan penjemuran pada pagi hari minimal sepekan sekali (waktu libur dan sebagainya).

Sebelum atau sesudah dimandikan?

Kalau Anda mengeluarkan burung sejak subuh, maka burung bisa dimandikan dalam karamba pada pagi hari antara pukul 06.00 – 07.00 dan bisa langsung dijemur karena sinar matahri belum panas sehingga tidak membuat bulu mengkerut/keriting.

Kalau Anda memandikan selepas pukul 08.00, maka sebelum dijemur perlu diangin-anginkan dulu sehingga kondisi bulu sudah teratur rapi (dirapikan si burung sendiri).

Kalau Anda langsung menjemur setelah burung dimandikan dalam kondisi sinar matahari yang sudah panas, maka sebelum bulu sempat dirapikan burung, maka bulu sudah telanjur kering. Hal ini menyebabkan bulu menjadi keriting, tidak tertata rapi.

Soal menjemur apakah sebelum atau sesudah dimandikan, jika hal itu dilakukan semua pada pagi hari, maka tidak ada perbendaannya. Tetapi kalau dengan sangat terpaksa Anda hanya bisa memandikan burung setelah burung dijemur (belum sempat memandikan pada pagi hari misalnya), maka sebelum memasukkan ke karamba atau disemprot, pastikan burung sudah diangin-anginkan dulu sehingga suhu tubuhnya sudah turun.

Bagaimana jika kesempatan untuk memandikannya hanya pada sore hari? Nggak masalah, enjoy saja. Mandikan burung, diangin-anginkan dan dijemur dengan panas matahari sore (sebaiknya selewat kam 16.00 sehingga sinar matahari sudah tidak terlalu panas.

Benarkah penjemuran bisa mengurangi kegemukan?

Bisa dikatakan iya, tetapi hubungannya tidak langsung. Dengan burung dijemur, maka dia merasa panas dan kehausan. Dalam kondisi seperti ini burung akan lebih banyak minum ketimbang makan, dan karenanya konsumsi karbohidrat berkurang sehingga tidak banyak terjadi penumpukan lemak. Atau, burung bisa mendapatkan tenaga dari pembakaran lemak tubuhnya sehingga burung bisa menjadi lebih langsing.

Apakah penjemuran bisa membakar lemak? Nah hal ini hanyalah mitos. Tidak ada cerita bahwa sinar matahari bisa menyebabkan terjadinya pembakaran lemak di dalam tubuh. Cairan yang keluar dari tubuh burung yang dijemur bukanlah hasil pembakaran lemak tetapi cairan air. Itulah mengapa burung yang banyak jemur bisa terlihat singset karena dia tidak banyak mengonsumsi karbohidrat tetapi air.

Perlu ditekankan lagi bahwa burung akan mengeluarkan banyak energi yang bisa memacu pembakaran lemak (dengan asumsi ada pembatasan pakan) sehingga burung langsing adalah ketika dia banyak dimandikan. Dengan banyak dimandikan, maka burung akan banyak melakukan gerakan-gerakan menata bulu (didis-bahasa Jawa). Pada saat yang sama, untuk menghangatkan badan, burung memerlukan energi. Jika dari sisi pakan ada pengurangan karbohidrat, maka mau tidak mau burung akan melepas lemak di tubuhnya dan dibakar sehingga berubah menjadi energi. Maka menjadi langsinglah dia.

Jenis burung dan keperluan jemur

Masing-masing jenis burung memerlukan treatment yang berbeda dalam penjemuran. Hal itu disesuaikan dengan kebiasaan burung sejenisnya di alam.

1. Untuk burung-burung jenis anis, seperti anis merah atau punglor merah, anis kembang, anis macan; kacer poci atau sekoci dan kacer hitam, sulingan atau tledekan, jenis-jenis cucak, murai batu dan sebagainya, maka keperluan mereka untuk penjemuran relatif sedikit dibandingkan jenis burung pemakan biji-bijian.  Sebab burung jenis-jenis itu di alam sana hidup di antara pepohonan yang rindang dan tidak terbiasa berjemur berlama-lama.

2. Untuk burung-burung jenis pemakan biji seperti kenari, gelatik, branjangan, perkutut, derkuku, lovebird dan beberapa  burung paruh bengkok lain, bisa dilakukan penjemuran relatif  lebih lama ketimbang burung-burung jenis anis ataupun cucak. Bahkan dalam berbagai kasus, beberapa burung yang macet bunyi bisa diterapi dengan  penambahan waktu jemur diimbangi dengan banyak mandinya. Misalnya lovebird atau kenari, memerlukan panas yang relatif banyak.

Burung-burung pemakan biji umumnya hidup di padang rumput, ladang jagung, gandum, milet dan sebagainya yang merupakan daerah terbuka dan banyak kena sinar matahari.

3. Ada beberapa pengecualian dalam hal ini, misalnya untuk burung jalak suren, kakatua, pentet atau cendet dan beberapa burung lainnya. Burung jalak suren misalnya, meski dia bukanlah pemakan  biji tetapi pada habitat aselinya dulu dia selalu berada di persawahan atau rawa-rawa yang relatif mendapat banyak sinar matahari. Meski demikian, burung jalak suren tidak memerlukan penjemuran yang lama jika dipelihara di rumahan.

Sedangkan burung kakatua dan bebera jenis nuri, meskipun mereka pemakan biji-bijian tetapi mereka lebih banyak berasal dari habitat hutan dengan memakan biji-bijian dari pepohonan yang besar dan rindang.

Sedangkan untuk burung pentet atau cendet, dia adalah burung pemakan serangga dan bahkan juga makan burung lain yang lebih kecil (predator), terutama anakan di sarang. Di Bali sana misalnya, burung pentet atau cendet adalah musuh utama para pemilik penangkaran alam anis merah, selain ular dan biawak serta beberapa jenis hewan pemangsa anakan anis merah lainnya. Cendet atau pentet terbiasa bertengger di pucuk pohon yang tinggi atau bebatuan dan sebagainya ketika mengincar mangsanya. Dengan demikian pentet bisa tahan berjam-jam di bawah sinar matahari.

Ada beberapa pengecualian untuk beberapa jenis burung lain yang tidak saya sebutkan di sini. Tetapi, sementara ini dulu ya artikel tentang penjemuran untuk burung kicauan. 

(Dikutip Dari Kenarilokal.blogspot.com)

Jumat, 23 November 2012

Mengatasi Kebiasaan Salto Pada Cendet

            Salah satu kebiasaan buruk yang diperlihatkan burung cendet adalah salto. Karakter ini jelas akan mengurangi nilai dalam penjurian ketika berada di lapangan yakni nilai jelek pada performa burung.
Sebagus apapun kualitas suara cendet, jika diiringi dengan salto, maka hal itu tidak ada guna dan manfaatnya. Peluang untuk menang akan sangat tipis. Lantas apa yang harus dilakukan agar cendet yang sudah memiliki kualitas suara bagus namun diperburuk oleh karakter tersebut.
Aryo, mania cendet asal Menganti Gresik memiliki resep yang bisa digunakan dan mungkin diterapkan oleh mania cendet lain menghadapi masalah yang sama.
“Salto pada cendet memang tidak bisa dihilangkan, sebab itu sudah menjadi karakter yang hamper dimiliki oleh setiap burung cendet. Namun setidaknya kita bisa memiriimalisir salto tersebut sehingga burung bisa lebih tenang dan memiliki kebiasaan yang sedikit bisa terkontrol,” papar Aryo.
Dirinya mengukur tingkat kebiasaan burung dalam hitungan menit. Jika ada cendet yang terbiasa salto sebanyak 10 kali lebih dalam hitungan lima menit, maka dengan resep ini jumlah salto bisa dikurangi menjadi satu sampai dua kali saja dalam hitungan waktu yang sama.
Full kerodong
Kunci dalam mengurangi kebiasaan salto adalah kerodong. Setiap hari diupayakan cendet harus dalam kondisi kerodong. Fungsi kerodong sebenarnya agar burung bisa lebih tenang. Semakin sering rentang waktu burung tenang karena dikerodong, maka tingkat saltonya akan bisa dikurangi.
Jika memang tidak mendesak, usahakan agar kerodong tetap menempel pada sangkar burung. Karena jika sering dibuka, maka kondisi burung akan semakin parah kebiasaan saltonya. Apabila itu terjadi maka proses pemulihan akan membutuhkan waktu lebih lama lagi. Itu artinya bahwa burung tidak bisa lagi diturunkan di arena.
Pada saat dijemurpun kerodong harus tetap berada pada posisi semula, tidak boleh dibuka dengan alasan apapun. Namun berikan ruang sirkulasi udara dengan membuka bagian resleting. Penjemuran cukup dilakukan selama lebih kurang tiga jam.
Sebelum burung dijemur harus dimandikan seperti biasanya. Nah hanya pada saat inilah kerodong dilepas dari sangkar, selanjutkan dipasang kembali.
Tingkat birahi tinggi
Salto, menurut Aryo adalah imbas dan sifat cendet yang terbilang sebagai burung fighter. Sehingga di manapun dan kapanpun cendet akan selalu melakukan gerak fighternya. Terlebih jika tingkat birahi dan cendet itu sendiri begitu tinggi, maka salto akan menjadi dampak yang kurang menguntungkan.
Pemberian menu makan seperti jangkrik, juga harus dikurangi sebanyak separuh jumlahnya. Jika sebelumnya jangkrik diberikan sebanyak sepuluh ekor, maka dikurangi merijadi lima ekor.
Tambahkan ulat bumbung atau krodo sebagai menu extra. Jika rutinitas seperti ini bisa dilakukan dengan normal, maka dalam hitungan kurang lebih satu bulan, burung akan bisa kembali diturunkan di arena dengan performa yang lebih bagus.
Namun perlu diingat juga bahwa kerodong harus tetap diterapkan sepanjang perjalanan karier sang cendet.
Catatan :
Artikel di atas bersumber dari Majalah BnR. Dalam hal penjemuran dalam kondisi dikerodong, perlu dilakukan ekstra hati-hati (dibatasi) dengan minuman penuh di wadah minuman. Apalagi jika panas matahari sedang menyengat, ada baiknya dipertimbangkan lagi tips yang ditulis di atas.
Salam sukses untuk cendet mania!!

(Dikutip Dari Omkicau.com)

Kamis, 22 November 2012

Memilih Kenari Kelas Lomba

   Tips  yang mungkin bisa membantu kita dengan modal yang terbatas tapi bisa mendapatkan kenari yang cukup andal dikontes:
1. Pilihlah Kenari Jantan (sdh berbunyi). Hal ini mutlak, dan tidak bisa diganggu gugat.
2. Perhatikan postur tubuh, tidak cacat, lincah, warna yang indah (kalo tidak ada, tidak apa2). Dan yang perlu diingat, kenari tidak boleh kegemukan, jika gemuk ia akan malas berbunyi.
3. Simaklah bunyi kenari tsb. Apakah lagunya bagus? Panjang? Nyaring (tebal)?
Lagu: kalo kita belum terbiasa mendengarkan lagu kenari yang bagus, kita harus sering2 mendengarkan kenari rekan2 kita yang sdh juara dikontes (sebagai perbandingan). Kalo tidak ada pembanding, kita dengarkan saja dengan perasaan, apakah kita merasa terhibur dengan lagu yang didendangkan olh kenari tsb atau tidak .
Panjang: Lagu yang dilantunkan haruslah panjang, bervariasi, tidak dengan tiba2 putus ditengah lagu (harus ada ujung akhiran lagu yang enak)
Nyaring: Agak sulit mendengarkan suara kenari yang nyaring, jika tidak ada pembanding. Jika kenari yang akan dibeli bisa dipinjam/dites terlebih dahulu, maka sekali lagi bandingkanlah dengan kenari kontes rekan2 kita. Jika tidak bisa, coba perhatikanlah leher kenari yang akan dibeli saat berbunyi, apakah pada bagian lehernya akan menonjol kedepan. Jika ya, biasanya volume suaranya nyaring.
4. Perhatikan gaya kenari tsb saat bernyanyi.
Gaya: gaya yang baik jika saat bernyanyi kenari tsb menurunkan kedua sayapnya, bisa juga direntangkan, dan berjalan kekanan dan kekiri. Kadang ada kenari yang akan mengeluarkan gaya tersebut jika melihat kenari jantan yang lain. Oleh karena itu, kita perlu tes dengan kenari jantan lain.
5. Lihat apakah selama berbunyi kenari tsb ngotot.
Ngotot: Biasanya kenari yang ngotot akan ikut berbunyi jika ada kenari jantan lain yang dilihatnya berbunyi. Jadi mereka akan saling bersahut2an/tidak mau kalah dalam berbunyi. Ada tips yang cukup terbukti utk melihat ke-ngotot-an seekor kenari. Coba bawalah/tes telebih dahulu kenari tsb dengan kenari rekan2 kita yang sudah juara, apabila saat dites kenari kita terlihat ngotot dengan kepunyaan rekan kita tsb, maka kenari kita tsb sdh bisa dibilang ngotot.
6. Harus mempunyai mental lapangan yang bagus.
Ini bagian yang tersulit dalam memilih kenari. Terkadang ada kenari yang sdh memenuhi syarat2 tsb diatas, tetapi tidak mempunyai mental lapangan. Sehingga saat di arena kontes kenari tsb tidak bekerja/berbunyi sesuai harapan.
www.omkicau.com

Sabtu, 17 November 2012

Jenis dan Penjelasan tentang Kenari

          Banyak pertanyaan muncul dari berbagai orang yang menanyakan kepada saya apa itu kenari AF ? Apa itu kenari F1 ? Dan apa yang dimaksud kenari F1, F2 dan F3 ? Apa perbedaan kenari AF,F1,F2 dan F3 ? Banyak jawaban untuk soal ini dan salah satu diantaranya akan berusaha dijawab.
        Pertama-tama yang perlu dipahami mengenai "F" sendiri bisa diartikan sebagai keturunan. Jika demikian F1 berarti merupakan keturunan ke 1 sedangkan F2 adalah keturunan ke 2 dan begitu seterusnya. Namun tidak semua keturunan yang dihasilkan oleh sepasang indukan kenari dapat dikatakan demikian, simbol "F" ini dapat digunakan jika hasil keturunannya di dapat dari persilangan kenari, yang artinya adalah berasal dari perkawinan silang antara kenari dengan jenis yang berbeda.
Jika dimulai dari hukum dasar makan F ini sebenarnya berasal dari hasil perkawinan antara 1 pasang indukan. Jadi mungkin gambarannya adalah begini

P (parental) x P (parental) = F1 (ini berlaku dalam sistem hybrid ataupun perkawinan sesama jenis).

Dari teori diatas dapat diturunkan lagi menjadi sebuah "Family Tree" yang berasal dari indukan sesama jenis (misal yorkshire x yorkshire) ataupun beda jenis (misal yorkshire x lizard, waterslager x blackthroat) sehingga menghasilkan F1 atau keturunan pertama. Tentu saja F1 dari dua contoh perkawinan tersebut menghasilkan sifat genetika yang berbeda. Secara umum F2 akan membawa sifat yang lebih random dalam perkawinan hybrida.
Namun istilah F sendiri masih terbilang rancu dan kurang spesifik dalam ranah peternakan kita sehingga kadang membuat orang bingung. Misalnya saja F1 dihasilkan dari perkawinan antara kenari yorkshire dengan kenari lokal dan F2 dihasilkan dari perkawinan kenari yorkshire dengan F1. Berikut ini penjelasan mengenai hasil keturunan dan persilangan kenari dengan acuan trah kenari yorkshire x lokal sebagai contoh fixed strain dan final strain:

  1. Perkawinan kenari yorkshire dengan kenari lokal (kenari besar dengan kenari kecil) menghasilkan F1
  2. F2 dihasilkan dari perkawinan antara kenari yorkshire (indukan dari F1) dengan kenari F1
  3. Hasil dari perkawinan antara kenari F2 dengan kenari indukan kenari F1 menghasilkan keturunan ke 3 atau yang disebut dengan F3. Sumber lain mengatakan bahwa kenari F3 dapat dihasilkan dari perkawinan sesama keturunan F2
  4. F4 dihasilkan dari kenari F3 yang dikawinkan dengan salah satu induk dari F2
  5. Keturunan F4 jika dikawinkan dengan sesama keturunan F4 akan menghasilkan F5. Keturunan ke 5 atau F5 bisa juga dihasilkan dari perkawinan antara F3 dan F4
  6. Jika keturunan F5 dikawinkan dengan induk dari keturunan F4 maka akan menghasilkan F6 dan inilah yang disebut sebagai fixed strain
  7. Sebagai tambahan, kenari AF dihasilkan dari keturunan F1/F2 dikawinkan dengan kenari lokal atau kenari non fix strain dalam 3 tingkatan ke depan. Dengan kata lain perkawinan sesama non fix strain akan menghasilkan keturunan yang disebut AF.
Catatan: (indukan tidak hanya/harus dari kenari yorkshire saja melainkan dari semua jenis kenari, semisal: lanchasire, border, roller, gloster dll dengan acuan rumus keturunan yang sama pula)
Fixed strain sendiri dijelaskan sebagai suatu sifat permanen yang melekat pada kenari. Dengan fixed strain ini maka akan didapat sifat-sifat permanen yang meliputi volume suara, bentuk dan warna. Jika selama ini kita sering mendapati kenari F1 dengan postur yang berbeda-beda itu dimungkinkan karena belum adanya fixed strain.

Final Strain,  Static Strain dan Degradation
Anggaplah saja kita berandai-andai seperti ini, jika yorkshire dikawinkan dengan lokal (ys x lokal) maka sebutan yang umum untuk hasil keturunannya adalah F1 ys. Kita berandai bahwa F1 ys ini mewarisi 50% sifat dari ys dan selanjutnya F2 mewarisi 70%-75% sifat ys sedangkan F4 mewarisi lebih dari 90% sifat ys. Kita akan mendapat static strain atau jenis statis jika perkawinan sesama F4 terjadi atau dengan kata lain F4 x F4. Jika F6=final strain maka dengan kata lain F6 itu bisa disebut sebagai jenis baru kenari.
Dalam perkembangannya peternak sering mengawinkan secara monohibrid yang misalnya saja F1 dikawinkan dengan F1. Adapun keterangan untuk menanggapi hal tersebut
  • Jika F1 x F1 maka istilah umumnya anakannya akan disebut AF dimana hereditas fenotipe dari indukannya akan berkurang.
  • Jika F1 disilangkan dengan lokal maka istilah keturunannya akan disebut sebagai lokal super dimana degradasi sifat dari indukannya akan semakin terlihat.
  • Jika lokal super disilangkan dengan lokal maka anakannya akan disebut sebagai lokal.

The Canary Handbook
Dilema Nama Keturunan Perkawinan Kenari

Saat ini yang menjadi banyak perdebatan adalah soal perkawinan monohibrid dimana sesema kenari yang belum final strain dikawinkan. Misalnya saja tentang masalah nama dari keturunan F1 x F1, beberapa pendapat mengemukakan bahwa hasil dari perkawinan itu disebut AF. Dengan kata lain perkawinan sesama jenis non fix strain disebut AF. Asumsi ini diperkuat dengan teori gen hereditas fenotipe yang semakin luntur jika sesama non fix strain dikawinkan, selain itu filial dari fixed strain (contoh yorkshire) (F)  yang berada di depan biasanya adalah sebagai pengangkat pamor dan dianggap lebih tinggi. Namun beberapa sumber juga mencatat bahwa F1 x F1 disebut F2, ini didasarkan pada F yang berarti Filial bersifat turun temurun, terus mana yang benar?
Beberapa peternak senior mengatakan kepada saya bahwa janganlah kita terlalu mempermasalahkan hal ini sebab di Indonesia sendiri masih dalam taraf setengah jalan yang artinya untuk menamai keturunan tersebut diperlukan pembuktian rantai keturunan secara rinci dan detail seperti halnya di luar negeri. Adapun beberapa asumsi dan kerancuan yang teramat sangat membingungkan yang berkembang di kalangan peternak dan penghobi, contohnya adalah seperti ini:
  • F1 x F1 = AF11. Ini dikarenakan F belum merupakan final strain sehingga asumsinya adalah hasil perkawinan tersebut disebut AF. Angka sebelas/11 menunjukkan bahwa itu adalah hasil perkawinan antara sesama keturunan pertama. Jadi F2 x F2 = AF22 dst.
  • Kenari disilangkan dengan blacktroat sehingga anakannya disebut blacken, kenapa tidak biasa disebut sebagai F1? ini dikarenakan karena pada perkembangannya peternak sering menyilangkan kenari yang sudah fixed strain ataupun belum fix strain dengan blackthroat. Jika F1 ys x blackthroat maka anakannya akan disebut apa? 
  • Mengawinkan sesama kenari yang belum fix strain namun berbeda jenis. Misalnya saja hasil perkawinan antara yorkshire x lokal dikawinkan dengan hasil perkawinan lizard x waterslager, disebut apakah anaknya?
  • F1 ys x lizard, anakannya disebut apa? 
  • Ys x lokal = F1 lokal?
Untuk menjawab pertanyaan yang belum bisa dijawab secara rinci oleh beberapa teman saya yang sudah bertahun-tahun mendalami kenari ini, lebih baik kita jangan dipusingkan dengan itu. Setiap peternak memberi nama keturunannya dikarenakan untuk membuktikan silsilah dari keturunan tersebut. Jika kita adalah seorang peternak yang menekuni bidang fix strain maka bisa jadi kita bisa membuktikan rantai regenerasi secara rinci, namun jika tidak maka asumsi yang beredar di masyarakat sekarang toh tidak seratus persen salah. Jadi setiap peternak wajib mempertanggungjawabkan hasil dari ternakannya yang kemudian dapat menunjukkan mana indukannya. Karena kita selama ini mengacu kepada pendekatan gen dominan dari indukan fixed strain maka dalam perjalanannya jika menyilangkan sesama non fixed strain akan terjadi kerancuan yang telah kita alami sekarang. 
Jadi akan lebih baik kita melihat secara nyata tentang masalah kualitas si burung itu sendiri yang meliputi postur, suara dan karakter. 


PENJELASAN VERSI ke II
Istilah Kenari: lokal, impor, AF, F1, F2

Setiap hari kita selalu mendengar istilah-istilah kenari: lokal, impor, AF, F1, F2 dan lain sebagainya. Beberapa penghobi masih bingung dengan istilah “F” di sini. Istilah “F” ini secara kasar dapat dikatakan sebagai “keturunan”. Bila “F1” ya berarti “keturunan kesatu”, bila “F2” ya berarti “keturunan kedua”, demikian pula selanjutnya. Tetapi lain lubuk lain belalang, demikian pepatah berkata, di daerah lain “F2” mewakili kenari hasil perkawinan F1 dengan F1. Di Yogyakarta pada khususnya “F2” berarti kenari hasil perkawinan F1 dengan jenis indukan F1 tersebut. Misalnya betina F1, hasil perkawinan Yorkshire jantan dengan betina lokal, dengan Yorkshire. Pada kesimpulannya, sayapun juga bingung mana yang benar, mana yang salah. Akhirnya saya tidak terfokus pada istilah, tetapi saya berfokus pada mutu keturunan. Inipun saya anggap masih menjadi misteri, keturunan atau kenari jenis apakah yang cocok dengan lomba di tanah air. Tetapi beberapa jenis kenari hasil persilangan Yorkshire dengan lokal telah membuktikan prestasinya. Apakah kita akan berhenti di sini? Saya pribadi menjawab: Tidak Akan Pernah? Beberapa bulan terakhir ini saya berpikir perlunya darah atau dapat dikatakan jenis atau dalam bahasa inggrisnya disebut dengan istilah strain.

Kalau kita mengawinkan F1 jantan dengan F1 betina maka kita lihat anakannya ada yang besar dan ada yang kecil. Hal ini dikarenakan F1 bukanlah Final Strain! Saya sudah menulis di buletin ini, bagaimana orang Amerika menemukan jenis kenari baru yang mereka sebut American Singer Canary, hasil persilangan antara Border dan Harzer. Inilah maksud tulisan saya! Saya mengajak para peternak dan kenari mania di sini untuk menciptakan jenis baru yang cocok di Indonesia. Tentunya yang Final Strain, yang bila dikawinkan dengan sesama jenisnya akan menghasilkan anakan yang bodinya seimbang antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh kenari Yorkshire, bila dikawinkan dengan sesama Yorkshire maka akan dihasilkan Yorkshire yang ukuran bodinya telah dapat ditentukan.

Di lomba Indonesia dewasa ini dituntut lagu yang indah, volume yang keras, panjang napas yang mendukung, gaya yang menawan dan kerajinan bernyanyi. Penilaian saya kenari tersebut tidaklah berukuran BESAR, karena pengalaman mengatakan burung yang besar kurang rajin bernyanti. Sedangkan burung yang kecil kurang menawan dilihat dan para papburi mania menghakimi volumenya kalah dengan jenis yang lebih besar. Sehingga harusnya kenari ideal Indonesia adalah antara kenari jenis kecil dan jenis besar. Kita ketahui jenis kecil terbagi dari colorbred canary (masyarakat menyebutnya kenari holland, yang membuat saya bingung karena lahirnya di Indonesia alias pribumi tetapi warganegara holland dan kenari jenis tersebut adanya tidak hanya di Holland serta yang menemukannya juga bukan orang Holland!), Waterslager, Harzer, Lizard, Gloster, Taiwan, Fusan (Cina). Jenis besar dapat dikatakan terdiri dari: Yorkshire, Crested, Lancashire, Norwich, Border, Scotch Fancy, Belgi Bossu. Selain itu terdapat jenis Frill atau bulu balik dan variannya yang antara lain: Parisian Frill, Paduan Crested Frill, Fiorino, North/South Dutch Frill. Serta jenis-jenis kenari yang jarang atau belum dikenal masyarakat kita seperti Munchener, Japan Hoso dan lain-lain. Dari gambaran jenis-jenis kenari di atas maka dapat ditarik perkataan bahwa jenis kecil akan disilangkan dengan jenis besar, kita sudah dapat membaca jenis apa yang akan disilangkan, mengambil keunggulan ini untuk menutup kelemahan ini, dan lain-lain. Yang menjadi kebingungan saat ini adalah jenis apa yang harus disilangkan? Tentunya hal ini akan terjawab dengan eksperimen, teknik try and error harus dilakukan karena bukankan berbuat salah adalah manusiawi.

Bila kenari kecil hijau disilangkan dengan kenari besar kuning terkadang tidak ditemukan anakan yang berwarna kuning, sehingga dapat dikatakan bahwa kenari hijau tersebut mempunyai gen dominan dan kenari kuning mempunyai gen resesif. Jika anakan F1 ini saling dikawinkan sesama saudara sekandung (inbreeding) maka akan dihasilkan kenari warna kuning, hijau dan bont. Menurut teori Mendel, pada keturunan kedua (F2) ini, anakan kenari akan menyerupai sebagian induknya dan sebagian lagi menunjukkan penampilan yang baru. Secara genetika hasil yang didapat dari inbreeding ini adalah:
- 25% memiliki gen dominan dari kenari hijau
- 25% memiliki gen resesif dari kenari kuning dan menyerupai induknya
- 25% memiliki gen baru bont kuning
- 25% memiliki gen baru bont hijau

Jangka waktu untuk menciptakan strain yang kuat akan didapat pada keturunan kelima atau keenam, sudah tentu peternak diharuskan menyimpan beberapa ekor yang terbaik dan wajib bersabar diri. Pernah saya tulis di edisi sebelumnya teknik berternak American Singer Canary sampai mendapatkan strain yang kuat. Salah satu cara lain untuk mendapatkan adalah sebagai berikut:
1. Dua pasang kenari kecil dan besar akan menghasilkan keturunan kesatu (F1).
2. Anakan dari 2 pasang tersebut dikawinkan (jantan dan betinanya sebaiknya diambil dari indukan yang berbeda) dan menghasilkan keturunan kedua (F2)..
3. Keturunan kedua (F2) dikawinkan dengan salah satu induk keturunan kesatu (F1), penjodohan ini disebut inbreeding, atau dapat juga dikawinkan dengan sesama keturunan F2, penjodohan ini disebut line breeding. Dihasilkan keturunan ketiga (F3).
4. Keturunan ketiga (F3) dikawinkan dengan salah satu induk keturunan kedua (F2) dan akan menghasilkan keturunan keempat (F4).
5. Keturunan keempat (F4) dikawinkan dengan sesama keturunan keempat atau dikawin balik dengan F3 dan akan menghasilkan keturunan kelima (F5).
6. Keturunan kelima (F5) dikawinkan dengan salah satu induk keturunan keempat (F4) menghasilkan keturunan keenam (F6) yang merupakan fixed strain yaitu strain (jenis) yang mempunyai sifat-sifat permanen dalam hal warna, bentuk bodi, volume.

Dari tulisan di atas sudah pasti peternak dituntuk untuk mempelajari teknik berternak jangka panjang guna mendapatkan fixed strain kenari. Saya harapkan yang dijadikan bahan dalam berternak tidak hanya salah satu jenis kenari saja (misal: Yorkshire) tetapi juga mencoba jenis lain (misal: Border, Crested) dan induk yang lain tidak hanya kenari lokal (Colorbred Canary) tetapi juga mencoba dari jenis yang lain (misal: waterslager, gloster, lizard). Hal ini disebabkan belum tentunya jenis yang dipakai adalah yang terbaik. Satu pedoman dari peternak Belanda untuk saya adalah: Jantan menurunkan Size (Ukuran) dan Betina menurunkan Shape (Bentuk Badan). Tetapi di sana mereka berternak atas dasar bodi, berbeda dengan di sini yang selain bodi juga menginginkan faktor lain seperti volume. Sehingga apabila kita menyilangkan kenari kecil dengan kenari besar, diharapkan bodi atau volume kecil dari kenari jenis kecil akan ditutup dengan keunggulan kenari jenis besar. Demikian pula ketidak-rajinnya kenari besar akan ditutup dengan keunggulan lebih-rajinnya kenari jenis kecil.

Saya mohon kerjasama peternak yang berminat untuk mendapatkan strain yang kuat ini agar dapat berkomunikasi dengan Papburi karena saya yakin para anggota Papburi juga berminat mengikuti proses tersebut. Apabila telah ditemukan kenari fixed strain tidak tertutup kemungkinan Anda berhak memberi nama kenari tersebut karena berarti Anda telah menciptakan JENIS KENARI YANG BARU!!!

Kamis, 15 November 2012

Menangkarkan Burung Robin



       Robin si burung kecil penuh warna yang mudah perawatannya ini memiliki daya tarik tersendiri bagi siapa pun yang memilikinya, mungkin karena ingin bernostalgia dengan tahun tahun kejayaan burung ini sewaktu masih merajai pasar pasar burung dengan harga yang murah meriah. tidak jauh berbeda dengan sepupunya Silver eaered mesia atau robin pancawarna, kedua jenis burung ini kini semakin sulit didapatkan. Kedua spesis ini bisa ditemukan di himalaya, Burma, Thailand, China selatan dan timur, Kampuchea, Vietnam dan Laos sedangkan untuk robin pancawarna habitatnya di wilayah Malaysia dan Sumatera.

     Untuk meramaikan lagi keberadaan burung burung yang lincah dan cerewet ini, mari kita mulai dengan menangkarkannya agar burung ini menjadi populer kembali seperti halnya beberapa tahun yang lalu.
Sebelum menangkarkannya terlebih dahulu kita musti yakin kalau robin yang kita miliki atau akan dibeli tersebut berjenis kelamin jantan dan betina, karena biarpun perbedaan jenis kelamin burung ini bersifat visual, dimana jantan warnanya lebih terang, merah dan lebih berwarna dari burung betinanya, ada juga burung betina yang memiliki warna dan bentuk yang mirip dengan burung jantan begitu juga ada burung jantan yang memiliki warna kusam seperti halnya burung betina. yang membedakan adalah kicauannya burung robin jantan akan berkicau variasi siulan dengan tempo yang cepat sementara burung betina hanya berkicau monoton dengan kicauan memanggil jantan ” ciak ..ciak..ciak “
dan kalau sudah yakin bahwa burungnya sepasang berikutnya adalah membangun kandang penangkarannya.
Untuk kandang penangkaran bisa menggunakan kandang penangkaran bekas muray batu atau kacer dengan menyediakan tanaman bersulur dan juga tanaman dengan banyak ranting atau dahan karena burung robin termasuk burung yang lincah dan aktif bergerak.
Bentuk kandang penangkaran Burung Robin

           Masukan burung robin jantan dan betinanya ke dalam kandang tersebut dan biarkan alam yang mengatur perjodohan dan perkawinannya, karena burung robin biasanya sangat mudah ditangkarkan selama tidak ada pasangan lain , burung jantan ataupun betina lain dalam satu kandang jadi harus satu pasang saja karena robin termasuk burung yang menjaga teritorialnya jadi akan berkelahi jika melihat ada burung sejenis masuk ke daerah kekuasaannya.
Membuat sarang
Bahan untuk membuat sarang bisa terdiri dari :

bahan untuk sarang
  1. beberapa lembar tali rafia
  2. serat kelapa
  3. serat nanas
  4. sarang yang sudah dalam bentuk jadi
  5. kawat tali untuk membuat penopang sarangnya
Kawat tali di bentuk melingkat sesuai dengan diameter dari sarang yang sudah jadi tersebut sekitar 4-5 inchlalu di balut dengan tali tafia hingga kawat tertutup semua sampai membentuk seperi keranjang, baru setelah itu sarang mulai dimasukan dan digantung di tempat burung akan bersarang, bisa di dahan yang rindang didalam kandang penangkarannya , tapi harap diingat tempat menyimpan sarangnyapun harus tersembunyi, karena naluri alamiah dari burung ini yang kerap menyembunyikan sarangnya dari hewan hewan predator.
Sarang burung Robin

Pemberian vitamin sangat dibutuhkan selama masa perjodohan, perkawinan hingga indukan meloloh anakannya. untuk itu dibutuhkan vitamin yang benar benar bisa memberikan semua kebutuhannya seperti mineral, kalsium, nutrisi dll, seperti halnya Bird Mature yang sudah menjadi rekomendasi semua penangkar burung di Indonesia

Kamis, 08 November 2012

Cara-Cara Curang Saat Lomba




                 Kehidupan kita saat ini memang tak bisa lepas dari perkembangan teknologi. Termasuk di antaranya dalam hobi burung berkicau, hingga sampai ke pernik-pernik atau teknis lomba. Dalam merawat burung lomba , yaitu mengisi suara master misalnya, kicaumania zaman sekarang tidak harus dengan merawat burung master yang memang repot. Kini suara master bisa diganti oleh perangkat elektronik yang kualitasnya tak beda jauh.
Handphone di dasar sangkar burung untuk lomba
Handphone di dasar sangkar burung untuk lomba
             Hal di atas adalah sentuh pemanfaatan teknologi untuk hal-hal yang positif. Tentu, kita memberi acungan jempol terhadap mereka yang kreatif menciptakan perangkat elektronik untuk mengisi suara master. Namun belakangan ini juga ditengarai ada pula pemanfaatan teknologi untuk kepentingan yang kurang bagus, atau bisa dikatakan berbau curang.
             Zaman dulu, orang banyak akal untuk menyiasati agar burung mau gacor dan nge-fight ketika ditarungkan. Dalam sebuah even, pernah seorang korlap meminta para juri untuk tidak menilai salah satu peserta. Setelah ditelisik, ternyata karena sang korlap melihat salah satu peserta memasang kaca cermin di bagian bawah sangkar.
              Oleh sang korlap, memasang kaca cermin dianggap curang sehingga si peserta didiskualiiikasi. Tentu, kita masih bisa berdebat soal ini, sebab memang tak ada aturan yang tegas soal ini.

Pasang cermin, lepas kadal
              Memancing sang jagoan supaya mau bunyi memang banyak cara. Paling umum adalah dengan memanggil-manggil namanya dari pinggir lapangan, melambaikan tangan, meniup peluit dan semacamnya, memukul-mukul benda atau bahkan pagar besi yang jadi pembatas lapangan.
Ada pula yang lebih unik, memasukkan hewan melata seperti kedal di bagian bawah sangkar untuk jenis burung tertentu yang akan bunyi ketika ketakutan, misalnya jenis cucak jenggot.
Apakah dengan memasukan benda asing, termasuk hewan lain ke dalam sangkar boleh dilakukan, itulah pertanyaan kita.
               Di salah satu sesi anis merah di Bupati Cup Sukoharjo, seperti ditulis Tabloid Agrobur, banyak penonton termenung dan menoleh-noleh ke perbagai arah. Sebabnya, ada suara aneh bin misterius yang datangnya dari dalam lapangan, dari salah satu sangkar peserta. Suaranya sih biasa, suara master kek-kekekek seperti suara burung tengkek.
               Yang menakjubkan adalah karena volumenya yang kelewat tembus sehingga diyakini itu bukan suara burung anis merah. “Bisa roboh itu gantangan kalau sampai ada anis merah suaranya sekeras itu,” ujar salah satu peserta untuk memberi gambaran bahwa itu pasti bukan suara burung.
               Lantas suara apakah itu? Sebagian orang memastikan bahwa itu adalah suara perangkat elektronik yang ditaruh di dalam sangkar, dan suaranya dipandu dari pinggir lapangan.
              Di sesi kelas yang lain, memang didapati ada sangkar burung yang baru turun dari lapangan di bagian bawah sangkar ternyata ada HP-nya.
             Rupanya HP itu dikasih nomor khusus yang hanya dipakai untuk lomba, suara-suara burung tertentu dimasukkan sebagai ringtone, kemudian pada saat yang diiinginkan nomor HP yang di sangkar dipanggil dari pinggir. Si pemilik burung beralasan, bahwa ini semata-mata untuk memancing si burung agar mau bunyi karena merasa ada musuh.
            Benarkah seperti itu? Bagaimana kalau suara dari ringtone HP atau kalau ada perangkat elektronik lain yang bisa diatur bunyinya dari pinggir lapangan itu menipu telinga juri sehingga dikira lagu yang keluar dari si burung (karena dibunyikan berbarengan dengan saat si burung bunyi)? Tentu saja, gacoan itu menjadi sangat lengkap dan merdu suaranya.
            Nah pada kasus di Sukoharjo saat sesi anis merah, rupanya si pemilik burung salah menyetel voluem perangkat elektronik terlalu keras, sehingga sampai kedengaran terlalu mencolok dari luar lapangan.
Masalah memasukkan perangkat elektronik ke dalam sangkar, sekarang rupanya tidak hanya dilakukan bleh satu dua orang dan bukan lagi merupakan rahasia tersimpan rapi.
           Pertanyaanya adalah bolehkan cara-cara seperti ini dilakukan? Apakah itu bukan merupakan tindakan curang dan mencederai sportivitas yang semestinya diagungkan dalam dunia hobi?
Nah, mari sama-sama kita diskusikan dan suatu saat harus ketemu kesimpulan dan solusi sebelum kelewat parah.
Bagaimana komentar Anda? Hehehehehe…. 

(Sumber info: Tabloid Agrobur)

Jumat, 02 November 2012

Cara BerTernak Jalak Suren

Jalak Suren / Jalak Uren
(Sturnus contra)

Klasifikasi Ilmiah Burung Jalak :
Kerajaan        : Animalia
Filum              : Chordata
Kelas              : Aves
Ordo               : Passeriformes
Famili             : Sturnidae
Marga             : ¤ Sturnus               Jalak Suren (Sturnus contra)
                                                            Jalak Putih (Sturnus melanopterus)
                          ¤ Leucopsar          Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
                          ¤ Acridotheres      Jalak Kerbau (Acridotheres javanicus)

Di Jawa pada sekitar tahun 1980an masih banyak burung jalak suren di alam bebas. Di sekitar kita burung ini sering berkeliaran secara  bergerombol mencari makan di lahan persawahan. Namun untuk masa sekarang sangat jarang ditemukan spesies burung ini, habitat yang ada saat ini mungkin tinggal di hutan atau di rawa-rawa. Semakin langkanya jalak suren justru semakin memacu pecinta burung berkicau untuk mencari dan memilikinya. Bagi pecinta burung berkicau jalak suren disukai karena mempunyai suara kicau yang khas dan keras dengan nada nyaring / tinggi.
Semakin langkanya burung jalak suren ditemukan di alam bebas menjadikan alasan bahwa penangkaran burung ini penting dilakukan. Dipandang dari segi kelestarian satwa maka penangkaran jalak suren akan berarti ikut menjaga agar spesies burung ini tetap lestari tidak punah. Namun demikian ada aspek penting lain yang mendorong orang untuk mengembangbiakkan burung ini yaitu aspek ekonomi dimana penangkaran jalak suren  menjanjikan keuntungan yang cukup tinggi.

PENANGKARAN
 A. INDUKAN
Syarat utama dalam menangkarkan / mengembangbiakkan jalak suren tentu saja adalah harus ada indukan. Untuk memperoleh indukan (jantan dan betina dewasa yang sudah jodoh) dapat dilakukan dengan cara :

1) Membeli indukan.
Cara ini adalah cara yang praktis dan cepat. Namun demikian untuk mendapatkan indukan yang benar-benar bagus memerlukan biaya yang tinggi. Saat ini harga 1 pasang indukan bagus berkisar 2 juta – 2,5 juta rupiah . Indukan yang bagus adalah ”indukan yang menghasilkan keuntungan tinggi”. Biasanya indukan ini adalah indukan muda yang sudah pernah bertelur 2 sampai 5 kali dengan hasil yang bagus artinya telur yang dihasilkan fertil dan menetas. Dari beberapa kali bertelur tersebut dapat dinilai hal untuk dipertimbangkan :
  •  berapa biasanya telur yang dihasilkan untuk 1 kali masa pengeraman. Rata-rata jalak suren mengerami 3 telur, namun ada juga yang mengerami 2 telur dan 4 telur.
  • berapa tingkat penetasan telur yang dierami tersebut. Banyak kejadian dalam 1 kali pengeraman telur hanya menetas sebagian saja atau bahkan tidak menetas semua. Telur yang tidak menetas bisa disebabkan karena memang infertil tidak dibuahi atau bisa juga disebabkan telur fertil tetapi dalam proses pengeraman terjadi gangguan sehingga embrio tidak berkembang, dan ini salah satu sebabnya adalah karena perilaku induknya dalam masa mengerami. Gangguan oleh induk bisa karena jantan dan betina sering berebut mengerami sehingga justru telur terbengkelai, atau bahkan ada perilaku dari indukan yang suka membuang telurnya tanpa sebab yang jelas.
  •  tentunya kondisi fisik indukan dan kesehatannya juga perlu dijadikan bahan pertimbangan

2) Membuat indukan dari anakan.
Cara ini memerlukan waktu yang cukup lama. Jalak suren mulai produktif pada umur sekitar 10 – 12 bulan. Keuntungan dari cara ini adalah indukan burung benar-benar diketahui masih muda jadi masih mempunyai masa bertelur yang panjang dan indukan jantan betina adalah pasangan yang seimbang umurnya. Total biaya yang dikeluarkan juga lebih kecil, bila 2 ekor anakan burung harganya 500 ribu maka biaya pembesaran sampai umur dewasa tidak sampai 500 ribu jadi total kurang dari 1 juta. Apakah mudah membuat indukan jalak suren ? Jawabnya adalah mudah untuk membesarkan sampai dewasa tetapi cukup sulit untuk menjodohkan. Hal ini karena ”dengan cara biasa sangat sulit atau bahkan tidak bisa membedakan jenis kelamin jantan dan betina dari burung ini bila umurnya masih muda”. Karenanya untuk membuat indukan dapat dilakukan dengan membesarkan jalak suren anakan dalam jumlah banyak dan dipelihara dalam satu kandang berukuran besar. Dalam kandang pembesaran tersebut pada saatnya akan diseleksi jantan dan betina setelah ciri-ciri jenis kelaminnya tampak.

Ciri-ciri umum jalak suren jantan : ukuran tubuh lebih besar dengan tubuh berbentuk lurus, lonjong dan panjang (burung betina memiliki tubuh cenderung bulat dan pendek). Kepalanya bulat dan besar dengan paruh tampak lebih kuat dan panjang. Warna merah pada kulit sekitar mata tampak lebih menyala. Bulu-bulu burung jantan memiliki warna hitam lebih legam dan mengkilat sedangkan warna putihnya lebih bersih. Ekornya lebih panjang. Jari-jari kakinya tampak lebih kokoh. Apakah ciri-ciri tersebut akurat untuk menentukan jantan dan betina? Karena sifatnya komparasi atau perbandingan maka cara ini sebaiknya tidak untuk diterapkan pada setiap kondisi. Mungkin ciri-ciri tersebut bisa membantu kalau burung yang diseleksi mempunyai keseraman umur, habitat, makanan dan lainnya seperti dalam kandang pembesaran. Sebagai contoh adalah  walaupun sama-sama berkelamin jantan, warna merah disekitar mata akan lebih menyala pada burung dengan umur lebih dewasa, habitat / kandangnya cukup terkena panas matahari langsung, makanan tercukupi dan mempunyai nutrisi tinggi.
Ciri-ciri khusus jalak suren jantan : ciri-ciri yang digunakan untuk membedakan jenis kelamin jalak suren yang paling akurat dan dapat dilakukan dengan relatif mudah adalah ”jalak suren jantan mempunyai warna kebiruan didaerah sekitar kloaka sedangkan jalak suren betina tidak”. Namun ciri-ciri ini hanya bisa diamati bila burung sudah berusia dewasa kurang lebih 10 bulan. Warna kebiruan mula-mula tidak terlalu jelas dan akan menjadi jelas seiring bertambahnya umur burung.

Bila sudah dapat dibedakan jenis kelaminnya maka jalak suren dapat dipindahkan dari kandang pembesaran ke kandang penangkaran. Caranya adalah dengan memasukkan 1 jantan dan 1 betina dalam kandang penangkaran atau dengan kata lain dipaksa untuk berjodoh. Apabila jalak suren menunjukkan sikap saling menyerang maka dapat dilakukan salah satu burung dimasukkan kandang kecil dan digantungkan dekat dengan kandang penangkaran. Selain itu bisa menggunakan kandang khusus untuk menjodohkan yaitu kandang berbentuk memanjang dengan tengahnya diberi penyekat tembus pandang dengan pintu penghubung yang bisa dibuka tutup, burung jantan dan betina masing-masing dimasukkan pada ruang kanan dan kiri.

Indukan jalak suren : burung jantan dan betina jodoh dan siap berkembang biak dicirikan dengan kicauan saling bersahutan dengan bulu-bulu kepala tegak dan gerakan khas.

B. KANDANG
Kandang penagkaran
Kandang penangkaran yang paling ideal adalah yang paling mirip dengan kondisi habitat alaminya di alam bebas. Ukurannya luas dan terdapat pohon-pohon di dalamnya. Namun demikian kandang seperti tersebut di depan bukanlah pilihan terbaik bila penangkaran jalak suren diorientasikan untuk diambil keuntungan rupiahnya karena tidak efisien ruang dan tingkat kesulitan perawatan lebih tinggi. Kandang penangkaran sederhana tetapi layak dan tetap mampu memberi hasil yang baik dapat dibuat dengan ukuran 1m x 1m x 2m (P x L x T).
Di dalam kandang disediakan tempat hinggap 1 atau 2 buah. Sebaiknya tempat hinggap diletakkan agak dipinggir agar tidak menggangu aktifitas terbang burung di dalam kandang tetapi juga tidak terlalu dekat dengan dinding agar bulu ekor tidak rusak karena bergesekan dengan dinding. Tempat hinggap dapat dibuat dari bambu ataupun kayu memanjang. Perlu juga disediakan kotak untuk bersarang dan bertelur dapat berbentuk persegi panjang 40cm x 25cm x 25cm (P x L x T). Bagian atas dan depan kotak tidak perlu ditutup, dibagian depan perlu disisakan papan untuk hinggap dan sekaligus tempat perkawinan jalak suren. Kotak sarang diletakkan di bagian dalam kandang sebelah atas dengan arah pintu kotak tidak menghadap ke arah muka kandang penangkaran agar jalak suran yang sedang mengerami telur tidak mudah terganggu oleh aktifitas manusia di sekitar kandang.
Tempat makan dapat ditaruh didepan agar mudah dijangkau. Makanan jalak suren lazimnya adalah voer / poer burung dengan makanan tambahan pisang, cacing atau jangkrik. Tempat minum sebaiknya mempunyai ukuran cukup besar bila sekaligus difungsikan sebagai tempat mandi, jalak suren mempunyai kebiasaan suka mandi. Media sarang berupa daun cemara kering dapat diberikan dilantai kandang secukupnya sekedar untuk pancingan. Bila terlihat jalak suren mulai membawa media sarang tersebut ke dalam kotak sarang barulah daun cemara kering tersebut diberikan lebih banyak agar cukup bagi jalak suren untuk membuat sarang didalam kotak. 

Kandang penangkaran : mempersiapkan kandang penangkaran. Dalam gambar tampak model berukuran 1m x 1m x 2m (P x L x T). Bahan dinding kandang dapat berupa papan, eternit / asbes, anyaman bambu atau dengan bahan dinding permanen berupa batu bata / batako.

Kandang pembesaran
Kandang ini hanya diperlukan bila akan membuat indukan dari jalak suren anakan yang banyak (ombyokan). Prinsipnya mirip dengan kandang penangkaran hanya saja berukuran lebih besar dan tidak perlu diberi kotak sarang.

Kandang pembesaran :  ukurannya bebas asal cukup luas bagi jalak suren yang ada di dalamnya. Bila beruntung pada saat umur dewasa dapat didapatkan indukan-indukan sudah berjodoh sendiri dimana menunjukkan tanda-tanda jalak suren berpasangan. Burung yang sudah bejodoh dalam kandang pembesaran dapat diambil dengan terlebih dahulu diberi tanda misalnya ditembak dengan sprayer air dengan pewarna teres / sumba makanan.

B. MULAI PRODUKTIF
Indukan jalak suren yang sudah menunjukkan tanda-tanda jodoh / berpasangan ditempatkan dalam kandang penangkaran dengan perlakuan yang agak khusus terutama kebutuhan nutrisi makanan harus tercukupi. Dapat dilakukan dengan memberi makanan tambahan lebih intensif berupa jangkrik atau cacing karena mempunyai kandungan protein tinggi. Setelah melalui proses perkawinan dan membuat sarang pasangan jalak suren akan bertelur dan mengerami. Satu pasang jalak suren pada umumnya bertelur 3 butir. Namun ada juga yang bertelur 2 atau 4 butir. Walaupun biasanya jumlah telur akan mempunyai kecenderungan tetap untuk satu pasangan jalak suren, namun ada kalanya dapat berubah karena faktor makanan, umur atau sebab lainnya. Jalak suren yang cenderung bertelur 4 butir tentu saja sangat istimewa dan sangat diharapkan apalagi bila dalam proses selanjutnya telur-telur tersebut menunjukkan fertil dan induknya mampu mengerami dengan baik sehingga menetas semua.

Telur burung jalak suren : berwarna hijau, bandingkan ukurannya dengan telur ayam kampung dan telur bebek

Telur jalak suren yang dierami induknya akan menetas setelah 14 hari. Misalnya jalak suren bertelur pertama tanggal 1 maka akan menetas pada tanggal 15. Setelah 7 – 10 hari dari telur menetas indukan akan bertelur lagi, jadi rentang waktu jalak suren bertelur ke waktu bertelur selanjutnya kurang dari 25 hari. Dengan kata lain kurang dari 1 bulan indukan akan menetaskan telur berikutnya.
Anak jalak suren yang baru menetas sebaiknya segera diambil beserta telur yang masih belum menetas. Anak burung dipindahkan ke dalam box penghangat. Pemberian makan pertama dapat dilakukan setelah 3 – 5 jam dari saat telur menetas. Makanan berupa kroto (telur semut pohon/ngangrang) yang dibasahi dengan air hangat, bisa juga diberi cacing yang terlebih dahulu dipotong-potong.
Sedangkan telur yang belum menetas dimasukkan ke dalam alat penetas telur. Telur yang akan menetas bila diamati sudah terdapat retakan-retakan kecil pada kulitnya. Kalau dihadapkan pada matahari atau lampu telur sama sekali gelap tidak tembus pandang. Telur yang tampak terang berarti telur infertil dan tidak akan menetas. Alat tetas walaupun sederhana tetapi sebaiknya menggunakan alat pengatur kestabilan temperatur yang biasa disebut termostat. Temperatur untuk menetaskan telur jalak suren berdasar pengalaman mempunyai hasil baik pada suhu 37° Celcius. Suhu 36,5°C sampai dengan 38°C merupakan suhu yang optimal. Kelembaban udara dalam alat penetas perlu dijaga agar cukup tinggi yaitu kelembaban > 50 %, dengan kelembaban tinggi akan menjadikan kulit telur remah tidak kering liat dan keras sehingga embrio lebih mudah memecahkan cangkang telur. Dapat dengan cara menyemprotkan air hangat menggunakan sprayer yang diset kabut / butir air sangat halus, atau bisa pula dengan meletakkan cawan di dalam alat penetas yang diisi air hangat.

Telur menetas di dalam alat tetas : telur jalak suren menetas setelah dierami 14 hari oleh induknya. Telur yang sudah siap menetas dapat pula diambil untuk ditetaskan dalam alat penetas.

Anak jalak suren (piyik) yang sudah menetas diambil dan dipindahkan ke dalam box penghangat dijadikan satu dengan anakan lainnya yang seusia, agar mudah dalam parawatan dan pemberian makan. Piyik umur 0 – 3 hari dapat diberi makan kroto yang dibasahi air hangat. Umur 4 – 6 hari diberi kroto yang dicampur dengan air voer /poer. Umur 7 hari sudah dapat diberi makan voer yang basah dan dihaluskan. Umur 14 hari anakan dapat dikeluarkan dari box penghangat. Sampai umur kira-kira 1,5 bulan anakan disuapi voer basah, dan sedikit-sedikit akan mulai berlatih makan sendiri. Pada umur 2 bulan anakan jalak suren sudah bisa makan sendiri voer kering. Pada umur 2 – 3 bulan anakan dapat dipindahkan ke kandang pembesaran bila dimaksudkan untuk dijadikan indukan atau akan dijual pada usia dewasa.

Catatan kecil :
§        *  Harga piyik pecah telur saat ini 150rb / ekor
§        *  Harga anakan umur 3 bulan sekitar 250rb – 300rb / ekor
§        *  Harga jalak uren dewasa siap dijodohkan 500rb / ekor
§         * Harga indukan yang sudah jodoh tetapi belum bertelur 1 – 1,5 juta
§         * Harga indukan muda dengan sejarah bertelur yang baik diatas 2 juta / pasang
            Bila ada yang menjual indukan dengan harga murah misalnya 1,3 juta kemungkinannya adalah :
-          Umur antara jantan dan betina indukan tersebut terpaut jauh, sehingga nantinya akan mengurangi masa produktifnya karena salah satu induk sudah terlalu tua lebih dahulu. Tanda yang sangat sederhana untuk menaksir usia jalak suren dapat dilihat pada kaki bawah yang tidak ditumbuhi bulu. Kaki jalak suren muda masih berukuran relatif kecil dengan penampang relatif bulat. Semakin tua umurnya akan tumbuh semacam sisik atau kulit keras pada kaki ini. Sisik kaki yang semakin tebal dengan sudut semakin tajam (nglingir) dapat diperkirakan bahwa umurnya semakin tua.
-          Indukan mempunyai sejarah bertelur yang kurang baik : sebagian telur atau seluruhnya sering tidak menetas karena infertil atau sebab lain, induk mempunyai kebiasaan mematuk dan membuang telur pada masa-masa mengerami.
-          Indukan kondisinya tidak sehat
-          Dan kemungkinan yang lain adalah : ANDA MEMANG BERUNTUNG !


SELAMAT MENCOBA