Senin, 17 Februari 2014

Menjinakkan Burung Nuri

Amat disayangkan saat kita memelihara burung Nuri tetapi cuma dapat jadikan tontonan. Kita tidak bisa menyentuhnya atau berhubungan segera karena burung tersebut terlampau liar. Namun janganlah cemas kami juga rasakan perihal yang sama saat pertama kali beli burung Nuri. Apalagi untuk menyentuhnyapun kami mesti menggunakan dua lapis sarung tangan. (sempatkah teman-teman rasakan patukan burung Nuri, terasa nyut-nyut bagaimana gitu). Kurang dari 3 minggu Nuri kesayanganpun telah sangat jinak.

Burung jinak didalam perihal ini bukan hanya bermakna burung menurut saja saat dipegang, atau mendekat bila didekati orang. Burung jinak dengan umum yaitu burung yang bebas dari tekanan di sekelilingnya, burung yang tidak takut lagi pada makhluk hidup di sekelilingnya terlebih pada manusia.

Untuk menjinakkan burung telah banyak panduan didapatkan dari kawan-kawan kita. Didalam sistem lumrah, burung dapat jinak kurun waktu relatif lama. Bila akan agak cepet, kuncinya ya pada diri kita sendiri pernah apa tidak. Bila anda pernah, kerjakan perihal di bawah ini.

1. Bentuk serta posisi kandang Nuri

Kandang tertutup kurang efisien untuk menjinakkan burung Nuri. Baiknya pakai kandang terbuka andalkan rantai sebagai pengamannya. Bila burung Nuri anda amat liar, baiknya ditempatkan di area ramai atau sisi rumah yang kerap dilalui angkota keluarga. Perihal ini supaya burung Nuri punya kebiasaan dengan manusia. Janganlah justru digantung di area tersembunyi dikarenakan anda takut burung kelabakan. Bila Nuri terlihat takut/gugup baiknya ditempatkan agak tinggi sepanjang sepekan lantas posisi agak diturunkan. Kerjakan sepanjang sepekan, turunkan lagi, sepekan mendatang turunkan lagi hingga posisi normal.

2. Memandikan Burung Nuri

Umumnya kami memandikan burung Nuri dengan disemprot gunakan semprotan hingga basah kuyup. Tidak masalah dia kelabakan kesana-kemari waktu disemprot. Betul-betul basah kuyup hingga menggigil kedinginan serta tidak kelabakan lagi. Biarlah dulu dia di karamba, hingga bulu agak kering. Namun kadang-kadang kami terburu-buru untuk kekantor, masukkan segera ke sangkar juga tidak apa-apa, serta gantung di tempatnya.

Ada beberapa manfaat memandikan Nuri hingga basah kuyup, yaitu: 
  • Mempercepat rasa lapar. Pada waktu basah kuyup Nuri dapat jadi lapar bukan hanya dikarenakan kekurangan nutrisi, lain kan bila kita memanglah sengaja tidak berikan pakan burung dengan teratur atau cukup, yang didalam perihal ini burung benar-benar kekurangan seluruh nutrisi. Bila memandikan, maka rasa lapar cuma dikarenakan dia terlampau banyak membakar karbohidrat untuk memanaskan tubuh. 
  • Didalam sistem penjinakan saat burung basah kuyup kita bisa berikan pelajaran bahwa walau Nuri cuma dapat diam, manusia yang berlalulalang di sekelilingnya tidaklah ancaman. 

3. Pemberian makanan burung Nuri

Saat lapar maka burung dapat makin jadi bergantung pada kita. Memanglah kelemahan burung peliharaan ada pada perutnya, pada waktu berikan makanan yaitu moment yang pas untuk menjinakkan Nuri anda. Untuk hindari patukan si burung awalannya kami berikan makanan gunakan lidi, makin lama lidi makin pendek, akhir kata cobalah deh taruh makanan di tangan kita. Bila telah berani dia mendekat serta makan di tangan kita itu telah sinyal mulai jinak, namun janganlah terburu-buru.

Sesudah mulai akrab lepasin itu burung Nuri, namun kasih rantai yg agak berat agar dia dapat jalur namun ngak dapat terbang. Nah bila telah hingga step begini semakin kerap dah kasih makan dari tangan kita lama lama naik tuh burung ke badan, bisa disebut telah jinak dan tidak akan terbang.

Tersebut sebanyak cara menjinakkan burung yang dapat kita tentukan. Bila ketiga cara tersebut dapat kita laksanakan/kombinasikan bersamaan, maka kurun waktu tidak hingga 1 bulan burung liar telah lantas relatif jinak.

Menjinakkan burung dengan cara tersebut memanglah membawa sebanyak konsekuensi, contohnya burung yang awal mulanya telah akan ngriwik/bunyi, lantas agak macet dikarenakan stres. Burung yang awal mulanya mulus, lantas luka atau rusak bulu. Namun seluruh yaitu sisi dari sistem.

Kamis, 01 Agustus 2013

Update Harga Burung Wilayah Karesidenan Kediri (08/2013)

  Update harga burung di pasaran, di daerah sekitar karisidenan Kediri. Terjadi beberapa lonjakan harga dan penurunan pada beberapa jenis burung karena faktor kelangkaan, tetapi pada dasarnya harga burung tetaplah stabil atau masih sama seperti dulu.
  
       Mohon Berhati-Hati Karena Menjelang Idul Fitri Banyak Penipuan Yang Sering Terjadi, Banyak Kasus-Kasus Penipuan Yang Terjadi. Salah Satu contohnya Yang Terjadi Di daerah saya kemarin, tetangga saya kena tipu 2 ekor kenari dan 1 ekor kacer poci yang di tukar sama burung rowo-rowo, katanya sihh burung cucak rowo yang bisa laku sampai 3,5 juta dan si orang berjanji untuk kembali lagi untuk menukar burungnya lagi, tetapi samppai sekarang tak kunjung kembali, beliau baru tau ketika tetangga sekitar ada yang mengetahui bahwa itu bukan burung cucak rowo melainkan rowo-rowo. Nahh ini gan supaya kita tidak tertipu berikut daftar Harga Burung, Agan juga bisa search di google kalo gk tau bentuk burungnya seperti apa.

 Berikut adalah Daftar harga burung pada Bulan Juni 2013 ini di Kediri dan sekitarnya.



Pasar Burung Dimoro, Blitar


  • Anis Ampenan trotolan 200.000, dewasa hutan 110.000
  • Anis Cendana trotolan 350.000, dewasa hutan 250.000
  • Anis Kembang – jaminan jantan 400.000 acak 350.000
  • Anis Merah trotol – jaminan jantan 1 juta-1,3 juta 800-1,2 juta, acak (bisa jantan-bisa betina) 650.000
  • Ayam hutan remaja jantan 300.000, betina 100.000
  • Ayam hutan tangkapan dewasa 350.000
  • Ayam kate dewasa 250.000-300.000/ pasang
  • Ayam ketawa anakan betina 150.000
  • Ayam ketawa anakan jantan 350.000
  • Ayam ketawa dewasa jantan atau betina 700.000
  • Ayam serema 700.000 500.000/pasang
  • Beo anakan 850.000 700.000
  • Beo dewasa hutan 500.000
  • Betet 300.000-400.000
  • Blackthroat jantan 1.750.000 1.250.000, betina 1.150.000
  • Branjangan jawa 800.000 500.000
  • Branjangan kalimantan 250.000
  • Branjangan NTB 100.000
  • Cendet/pentet tangkapan hutan 60.000
  • Cendet/pentet Piyikan 30.000-50.000
  • Cendet/pentet dewasa 80.000-350.000
  • Ciblek gunung dewasa hutan 250.000
  • Ciblek kebun 200.000 250.000
  • Ciblek kebun dewasa hutan 150.000
  • Ciblek kebun anakan 150.000 100.000
  • Ciblek sawah dewasa hutan 80.000
  • Cililin dewasa hutan 1.000.000
  • Cucak ijo dewasa 700.000-1.500.000
  • Cucak ijo trotolan 350.000-600.000
  • Cucak jenggot 250.000-700.000
  • Cucak keling 50.000
  • Cucak kencur/ bayeman 90.000
  • Cucak rante dewasa hutan 100.000-125.000
  • Cucak rante trotolan 250.000 150.000
  • Cucak tembak/kapas tembak 350.000 200.000
  • Cucakrowo anakan penangkaran (3-4 bulan) 3.000.000-4.000.000/ekor
  • Cucakrowo tangkapan hutan 4.000.000-5.000.000/ekor
  • Decu dewasa hutan 100.000-150.000
  • Decu trotolan 175.000-200.000
  • Derkuku hutan 50.000
  • Derkuku Ternakan 70.000-500.000
  • Emprit 2.000-5.000
  • Gagak 700.000-1.000.000 1,5 juta – 2 juta
  • Gaok 450.000 750.000
  • Gelatik belong 150.000 200.000/pasang
  • Gelatik putih/silver/ krem 800.000-1 juta 600.000/pasang
  • Gelatik Wingko 75.000-100.000
  • Gereja 5.000-100.000 (Master)
  • Hantu (Owl) 10.000-150.000 trgantung Jenis
  • Jalak bali trotolan/anakan 6.000.000/pasang    @3.000.000
  • Jalak putih 450.000 – 650.000/ekor
  • Jalak suren JAWA trotolan penangkaran 350.000-700.000/ekor
  • Jalak suren SUMATERA dewasa hutan 250.000/ekor
  • Kacamata/pleci 20.000-25.000 (yang sudah jadi 500.000, dada kuning/putih 20.000, NTB 35.000-50.000)
  • Kacer jawa 350.000-600.000,
  • Kacer poci/skoci 700.000,
  • Kacer Gropyok 150.000-290.000
  • Kenari AF yorkshire anakan 450.000
  • Kenari F1 yorkshire anakan 1.000.000 1.200.000
  • Kenari F2 yorkshire anakan 2.000.000-2.500.000 1,8 juta
  • Kenari lokal bakalan bond 120.000 130.000
  • Kenari lokal bakalan hijau 120.000
  • Kenari lokal bakalan kuning 150.000
  • Kenari lokal orange/sunkis 350.000
  • Kenari lokal putih 250.000
  • Kenari yorkshire betina 5.000.000-7.000.000
  • Kenari Yorkshire jantan 7.000.000 9.000.000-10.000.000
  • Kepodang bali/ sumbawa 250.000
  • Kepodang jawa 300.000 - 800.000
  • Kolibri tangkapan hutan 100.000
  • Kutilang 10.000-75.000
  • Kutilang emas 50.000-100.000
  • Kutilang malaysia 80.000
  • Kutilang sumatera 140.000
  • Lovebird anakan non  kuning 700.000-300.000/pasang
  • Lovebird anakan non kacamata warna acak 500.000-400.000/pasang
  • Lovebird kacamata albino mata hitam anakan 1.400.000-900.000, dewasa 2.400.000 1.400.000
  • Lovebird kacamata albino mata merah anakan 1.700.000 1,4 juta, dewasa 2.900.000 2 juta
  • Lovebird kacamata biru anakan 4500.000-500.000 , dewasa 700.000-900.000
  • Lovebird kacamata hijau (kepala hitam/merah) anakan 350.000-400.000, dewasa 800.000 750.000
  • Lovebird kacamata kepala emas anakan 700.000 750.000, dewasa 1.200.000 1.300.000
  • Lovebird kacamata lutino mata hitam anakan 2.000.000 1,8 juta, dewasa 3.000.000 2,2 juta
  • Lovebird kacamata lutino mata merah anakan 3.000.000-4.000.000 2,2 juta, dewasa 6.000.000-8.000.000 3,5 juta
  • Lovebird kacamata pastel kuning anakan 900.000 950.000, dewasa 1.500.000 1,5 juta
  • Lovebird kacamata pastel putih anakan 800.000 -1 juta, dewasa 1.000.000 -1,5 juta
  • Mantenan 70.000
  • Manyar dewasa 35.000
  • Manyar trotolan 50.000
  • Mbotok 600.000
  • Merpati potong 40.000
  • Murai air 275.000
  • Murai batu kalimantan/borneo, Malaysia dewasa hutan 350.000-900.000
  • Murai batu nias (ekor hitam) trotolan 500.000 600.000, dewasa hutan 350.000 500.000; murai nias raja trotolan 800.000 1 juta, nias jadi 1.500.000 – 3.500.000
  • Muray Batu Medan Muda Hutan 1000.000-1600.000 Anakan 1.200.000 
  • Muray Batu lampung Muda Hutan 1000.000 Ternakan 1.300.000
  • Muray Jambi 400.000
  • Palek/falk 1.200.000/pasang
  • Pancawarna 600.000 350.000
  • Pare-Pare Gropyok 15-25 Bunyi 40-100.000
  • Parkit 90.000 110.000/pasang
  • Parkit holland 1.800.000/pasang
  • Pelatuk batu 50.000
  • Pelatuk bawang 600.000-800.000
  • Pelatuk brambang 125.000
  • Pelatuk sampit 170.000-200.000
  • Perkutut Jawa/lokal 35.000-100.000
  • Poksai jambul sumatera 300.000
  • Poksay impor (Limited) 1.600.000
  • Prenjak 90.000-200.000
  • Puter 25.000 70.000
  • Rambatan 170.000 150.000, rambatan jadi 300.000
  • Rio-rio 70.000-90.000
  • Robin 700.000 500.000
  • Samyong 500.000-650.000
  • Sanger/singer (helda sanger) jantan 1.000.000-1.500.000 650.000 – 850.000, betina 800.000-1.000.000 400.000-600.000
  • Selendang biru dewasa hutan 35.000
  • Selendang biru trotolan 100.000
  • Sirtu dewasa hutan 50.000 30.000
  • Sirtu trotolan 100.000 50.000
  • Srigunting biasa 160.000
  • Srigunting kantil 600.000 500.000
  • Srikatan dewasa hutan 45.000
  • Srikatan trotolan 90.000
  • Srindit jawa 60.000-100.000
  • Srindit kalimantan/sumatera (paruh hitam) 100.000-150.000
  • Sulingan / Tledekan dewasa hutan 200.000 150.000
  • Sulingan/ Tledekan laut 150.000
  • Sulingan/ Tledekan trotol 350.000 250.000
  • Tengkek buta 50.000
  • Tengkek supit udang 100.000
  • Tralis/blereng 60.000
  • Trucukan dewasa 100.000-200.000 , Hutan/Besangan 15.000-50.000 
  • Muray
    Viro, Udanawu Blitar

  • Tuwu (Limited) > 1.500.000 

Senin, 22 Juli 2013

Tren Sangkar Tervaforit 2012-2013

                         Model sangkar burung berkontribusi besar dalam kenyamanan dan kebanggaaan kicaumania selama menggeluti hobi burung. Untuk kebanggaan, motif sangkar apa yang paling populer selama 2011 dan bakal ngetrend selama 2012? Lantas untuk kenyamanan, model sangkar apa yang banyak menjadi pilihan?
                       Motif klasik gambar dewa-dewa atau bernuansa Cina masih menjadi favorit para kicaumania. Diakui sejumlah pengerajin sangkar top tanah air, seperti Udin Jabi di Delanggu Klaten, Johny Hwa di Kampung Sewu Solo, juga Nardi di kawasan Mojosongo, Solo.
Cerita-cerita Cina memang sangat luas bisa digali. Awal mula sangkar-sangkar ukir yang dijadikan rujukan memang sangkar impor dari Cina. Sampai sekarang, pamor sangkar-sangkar bernuansa Cina memang masih dicari.
                Produk-produk lokal pun banyak membuat tema-tema Cina. Ada yang meniru, memodifikasi, atau benar-benar memang kreasi sendiri.
               Cerita klasik seperti delapan dewa, sio-sio seperti seribu kera, macan, naga, ayam, dan sebagainya, banyak menjadi motif sangkar di arena lomba. Jabi misalnya, dia membuat inovasi khusus pada bagian mahkota. “Untuk sangkar kotak, di tengah-tengah mahkota ada dua lubang supaya memudahkan tangan mengangkatnya. Gantungan juga bisa dibongkar-pasang tanpa harus memasukkan tangan ke dalam sangkar untuk rnemegangi baut di dalam. Jadi tinggal ulir bagian luar saja.”
               Sementara itu motif sangkar berdasar cerita lokal, atau gambar-gambar bernuansa lokal, sesungguhnya juga mulai dikreasikan para pengrajin, seperti ukiran gaya Bali, Asmat, Dayak, juga wayang. Atau ada juga model sangkar ukir sederhana tetapi diberi inovasi dengan sistem cat supaya ketika dilihat dari jauh tampak mencolok. Dulu, juga pernah booming model gambar hewan-hewan seperti dinosaurus lobster, dan lainnya.
Motif wayang makin diminati

Sangkar wayang kulit batik tulis Karunia Sangkar
         Satu di antara cerita lokal yang kini juga semakin banyak peminatnya adalah yang diambil dari cerita atau gambar tokoh-tokoh wayang. Hal ini juga diakui Johnya Hwa, yang menjadi spesialis penggarap sangkar wayang.
          Pembuatannya, khususnya pada finishing, memang lebih rumit. “Karena seperti wayang, pewarnaannya memang harus disungging. Untuk warna emas memakai prada, jadi beda dengan model sangkar ukir lainnya yang menggunakan air brush.”
          Beberapa sangkar motif  wayang banayk dikeluarkan perajin. Salah satunya adalah Karunia Sangkar Jogja, yang memajang produknya di website SangkarBurung.Com.
Salah satunya adalah sangkar wayang kulit batik tulis, yang cocok untuk burung seperti anis merah atau anis kembang serta cucak ijo.
KOSAN paling dicari
        Lantas sangkar jenis apa yang saat ini banyak dicari? Jenis Kosan. Ya, sangkar ini identik dengan sangkar harian berbentuk kotak. Mencuatnya nama sangkar Kosan, berasal dari sebuah nama perajin sangkar di Surabaya bernama Koh san yg sering dipanggil kosan.
           Dikenalnya sangkar ini lantaran produknya tergolong rapi, kuat, berbahan baku pilihan dan tiap jerujinya berpresisi. Karenanya banyak kicaumania kepincut dengan hasil tangan dingin perajin yang sekarang usahanya telah diteruskan oleh para keturunannya.
         Kelebihan dari sangkar ini adalah praktis, tidak makan tempat, kuat, tidak terlalu berat, dan cocok untuk digunakan sebagai sangkar harian dan juuga enak dipakai untuk lomba.
Sangkar kosan
            Sangkar Kosan juga menyediakan beragam warna-warna berani yang dulunya dianggap menjadi pantangan. Seperti warna merah, kuning, putih, dan lain-lain yang serba ngejreng.           Hal ini memang membuat situasi ruangan rumah menjadi lebih berwarna demikian juga situasi lapangan ketika pergelaran lomba burung.
        Seiring dengan menggelindingnya dunia bisnis hobi, banyak bermunculan perajin yang mengikuti jejak Kosan. Di antaranya Gatot Sangkar asal Sidoarjo. Mantan pemain burung kicauan ini banting setir menjadi perajin sangkar.
           Dengan berkiblat pada sangkar Kosan, produknya juga dikenal memiliki warna-warna berani. Tobil, salah satu pedagang sangkar di kawasan Proliman Kalasan Jogja menyebutkan, untuk sangkar kotak, hampir semua kicaumania memburu jenis Kosan.
        Hanya saja, yang perlu diperhatikan, sangkar ini di pasaran banyak yang sekadar “tiruan”. Mata awam mungkin susah membedakannya. “Kalau yang asli kuat, rapi, dan presisi. Sekarang juga banyak yang memburu model Kosan tapi yang ukuran kecil, untuk pleci. Hanya saja, saya tidak tahu, sepertinya yang asli memang tidak keluar, padahal permintaan sangat tinggi seiring dengan melejitnya popularitas pleci di kalangan penghobi burung.
          Belakangan, sangkar seperti model Kosan makin menjubeli gantangan berbagai even lomba. Khususnya adalah di beberapa kota di Pulau Jawa ketika semakin merebak acara-acara latberan burung. Banyak pemain yang enggan direpotkan dengan membawa sangkar-sangkar ukiran. Mereka memilih praktisnya saja, menggunakan sangkar harian model Kosan.
      
Fenomena seperti ini ikut memberikan sentimen positif terhadap perkembangan industri sangkar di beberapa kota.
Di salah satu sentra perajin sangkar di kawasan Gresik, mulai dari perajin hingga pengepulnya menagku kewalahan untuk melayani permintaan pasar sangkar harian model Kosan. Bahkan mereka mengatakan, tingginya intensitas jadwal latberan dan lomba burung di kawasan Gresik dan sekitarnya, membuat perajin atau pengepul tidak pernah bisa lama menimbun sangkar-sangkar model tersebut.
Hal senada juga dikatakan Mr Khan, distributor sangkar di Bojonegoro. Permintaan sangkar harian seperti model Kosan terus meningkat. Banyak pemain memilih sangkar seperti ini lantaran memudahkan mereka membawa ke lapangan.
“Sebenarnya tetap banyak pemain yang membutuhkan sangkar ukir, hanya kebutuhan untuk jenis ini lebih diperuntukkan ke lomba-lomba besar,” ujar Yoyok Focus, pengusaha sangkar asal Malang. (Bersambung – referensi Agrobis Burung).
Berikut ini sejumlah ilustrasi sangkar harian dan sangkar lomba produk Karunia Sangkar yang beralamat di sangkarburung.com.

Rabu, 17 Juli 2013

Burung Tuwu, Burung yang Penuh Misteri

Burung tuwu atau kulik, atau asian koel (Eudynamys scolopaceus), merupakan burung sejenis cuckoo atau termasuk dalam keluarga Cuculidae. Habitatnya bisa ditemukan di Asia Selatan, China, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Sebagaimana cuckoo atau kedasih, tuwu juga dikenal sebagai burung parasit. Tetapi ia berani menitipkan telur mereka di sarang burung predator seperti gagak atau burung berukuran besar lainnya. Ketika dewasa, burung tuwu lebih suka buah-buahan sebagai makanan utamanya, sedangkan serangga hanya sebagai pakan selingan.
Burung tuwu atau kulik
Burung tuwu atau kulik
Postur tubuhnya lumayan besar, sekitar 39 – 46 cm, dengan ekor yang panjang. Burung jantan mudah dibedakan dari burung betina. Warna tubuh burung jantan adalah hitam kebiruan mengkilap, sedangkan burung betina berwarna kecokelatan dan berbintik putih.
Di Indonesia, tuwu dianggap sebagai burung penuh misteri seperti halnya kedasih yang memiliki mitos-mitos tertentu di beberapa daerah. Kicauan tuwu yang keras bisa terdengar hingga beberapa kilometer, terlebih malam hari, sering diartikan sebagai tengara buruk di lingkungan tersebut.
Keberadaan mereka di alam liar sudah sangat jarang dijumpai, dan makin langka, meski sebenarnya tidak termasuk dalam spesies burung yang dilindungi. Mungkin karena banyak warga yang menentang kehadirannya karena terpengaruh mitos, sehingga banyak orang yang memburunya. Apalagi harga burung ini lumayan tinggi. Konon, harga burung bahan bisa mencapai Rp 1 juta – Rp 2 juta, bahkan burung yang sudah rajin bunyi pernah dibanderol hingga Rp 18 juta.
Burung tuwu jantan dan betina bisa dibedakan dari warna bulunya
Burung tuwu jantan (kiri) dan betina bisa dibedakan dari warna bulunya
Sepasang burung tuwu
Sepasang  tuwu
Burung tuwu pada awalnya dijabarkan oleh Linnaeus sebagai Cuculus scolopaceus berdasarkan spesimen yang diperolehnya dari kawasan Malabar. Spesies ini mempunyai variasi yang luas, dengan populasi di beberapa kepulauan. Saat ini tercatat ada enam subspesies (ras) dari burung tuwu, yaitu :
  • Eudynamys scolopaceus scolopaceus (Linnaeus, 1758): habitat di Pakistan, India, Nepal, Bangladesh, Srilanka, Laccadives, dan Maladewa.
  • Eudynamys scolopaceus chinensis (Cabanis dan Heine, 1863): habitat di  wilayah selatan China hingga kawasan Indochina.
  • Eudynamys scolopaceus harterti (Ingram, 1912): habitat di Hainan (China).
  • Eudynamys scolopaceus malayana (Cabanis dan Heine, 1863): habitat di Thailand, Semenanjung Malaysia, Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara), dan Sunda Besar (Sumatera, Kalimantan, Jawa).
  • Eudynamys scolopaceus mindanensis (Linnaeus, 1766): habitat di Halmahera, pulau-pulau antara Mindanao dan Sulawesi, Maluku Utara, hingga ke Filipina (termasuk Palawan dan Kepulauan Babuyan).
Tuwu termasuk burung omnivora yang menyukai berbagai serangga, ulat, telur burung, dan vertebrata kecil. Namun setelah dewasa, burung ini justru lebih menyukai buah-buahan, sedangkan serangga sekadar selingan. Di alam liar, burung dewasa sering menjaga pohon buah yang disukainya, dan akan mengusir burung lain yang mencoba mendekati pohon tersebut.
— Karena sifatnya yang parasit, burung tuwu tidak pernah membangun sarang dan lebih suka menitipkan telur ke sarang burung lain. Jadi potensi penangkarannya menjadi lebih rumit. Tetapi hal ini bisa disiasati dengan menggunakan telur palsu pada sarang burung. Telur yang dititipkan induk tuwu betina bisa dituntaskan melalui mesin tetas.
Gagak memberi makan anakan burung tuwu
Gagak memberi makan anakan burung tuwu
Dalam melakukan aksinya, mereka bekerja berpasangan (jantan dan betina). Mulanya, salah satu indukan akan mengelabui burung gagak yang terkenal dengan kepintaran dan kelicikannya.
Burung tuwu betina akan berada di dekat sarang gagak, sedangkan si jantan mencoba memanggil gagak (mungkin menantang / meledek ) sehingga gagak akan terusik. Ketika gagak mengejar tuwu jantan, kesempatan itu digunakan burung betina yang bersembunyi  untuk masuk ke sarang gagak dan bertelur di sana.
Hanya dalam hitungan menit, tugas mereka selesai. Tuwu betina langsung keluar dan bersuara memanggil lakinya untuk memberitahukan bahwa misi mereka sudah berhasil.
Gagak betina yang tak tahu dikibuli dengan santai meneruskan tugas pengeramannya. Ia tak tahu ada telur asing yang baru saja ada di sarangnya, dan akan terus dierami hingga menetas. Bahkan, ia rela menjadi babu / baby sitter anakan tuwu yang kini menjadi anak tirinya sampai dewasa.
Hmm.., sebuah desain alam yang sangat unik, yang membuat kita semua makin percaya pada Kuasa-Nya.