Kamis, 01 Agustus 2013

Update Harga Burung Wilayah Karesidenan Kediri (08/2013)

  Update harga burung di pasaran, di daerah sekitar karisidenan Kediri. Terjadi beberapa lonjakan harga dan penurunan pada beberapa jenis burung karena faktor kelangkaan, tetapi pada dasarnya harga burung tetaplah stabil atau masih sama seperti dulu.
  
       Mohon Berhati-Hati Karena Menjelang Idul Fitri Banyak Penipuan Yang Sering Terjadi, Banyak Kasus-Kasus Penipuan Yang Terjadi. Salah Satu contohnya Yang Terjadi Di daerah saya kemarin, tetangga saya kena tipu 2 ekor kenari dan 1 ekor kacer poci yang di tukar sama burung rowo-rowo, katanya sihh burung cucak rowo yang bisa laku sampai 3,5 juta dan si orang berjanji untuk kembali lagi untuk menukar burungnya lagi, tetapi samppai sekarang tak kunjung kembali, beliau baru tau ketika tetangga sekitar ada yang mengetahui bahwa itu bukan burung cucak rowo melainkan rowo-rowo. Nahh ini gan supaya kita tidak tertipu berikut daftar Harga Burung, Agan juga bisa search di google kalo gk tau bentuk burungnya seperti apa.

 Berikut adalah Daftar harga burung pada Bulan Juni 2013 ini di Kediri dan sekitarnya.



Pasar Burung Dimoro, Blitar


  • Anis Ampenan trotolan 200.000, dewasa hutan 110.000
  • Anis Cendana trotolan 350.000, dewasa hutan 250.000
  • Anis Kembang – jaminan jantan 400.000 acak 350.000
  • Anis Merah trotol – jaminan jantan 1 juta-1,3 juta 800-1,2 juta, acak (bisa jantan-bisa betina) 650.000
  • Ayam hutan remaja jantan 300.000, betina 100.000
  • Ayam hutan tangkapan dewasa 350.000
  • Ayam kate dewasa 250.000-300.000/ pasang
  • Ayam ketawa anakan betina 150.000
  • Ayam ketawa anakan jantan 350.000
  • Ayam ketawa dewasa jantan atau betina 700.000
  • Ayam serema 700.000 500.000/pasang
  • Beo anakan 850.000 700.000
  • Beo dewasa hutan 500.000
  • Betet 300.000-400.000
  • Blackthroat jantan 1.750.000 1.250.000, betina 1.150.000
  • Branjangan jawa 800.000 500.000
  • Branjangan kalimantan 250.000
  • Branjangan NTB 100.000
  • Cendet/pentet tangkapan hutan 60.000
  • Cendet/pentet Piyikan 30.000-50.000
  • Cendet/pentet dewasa 80.000-350.000
  • Ciblek gunung dewasa hutan 250.000
  • Ciblek kebun 200.000 250.000
  • Ciblek kebun dewasa hutan 150.000
  • Ciblek kebun anakan 150.000 100.000
  • Ciblek sawah dewasa hutan 80.000
  • Cililin dewasa hutan 1.000.000
  • Cucak ijo dewasa 700.000-1.500.000
  • Cucak ijo trotolan 350.000-600.000
  • Cucak jenggot 250.000-700.000
  • Cucak keling 50.000
  • Cucak kencur/ bayeman 90.000
  • Cucak rante dewasa hutan 100.000-125.000
  • Cucak rante trotolan 250.000 150.000
  • Cucak tembak/kapas tembak 350.000 200.000
  • Cucakrowo anakan penangkaran (3-4 bulan) 3.000.000-4.000.000/ekor
  • Cucakrowo tangkapan hutan 4.000.000-5.000.000/ekor
  • Decu dewasa hutan 100.000-150.000
  • Decu trotolan 175.000-200.000
  • Derkuku hutan 50.000
  • Derkuku Ternakan 70.000-500.000
  • Emprit 2.000-5.000
  • Gagak 700.000-1.000.000 1,5 juta – 2 juta
  • Gaok 450.000 750.000
  • Gelatik belong 150.000 200.000/pasang
  • Gelatik putih/silver/ krem 800.000-1 juta 600.000/pasang
  • Gelatik Wingko 75.000-100.000
  • Gereja 5.000-100.000 (Master)
  • Hantu (Owl) 10.000-150.000 trgantung Jenis
  • Jalak bali trotolan/anakan 6.000.000/pasang    @3.000.000
  • Jalak putih 450.000 – 650.000/ekor
  • Jalak suren JAWA trotolan penangkaran 350.000-700.000/ekor
  • Jalak suren SUMATERA dewasa hutan 250.000/ekor
  • Kacamata/pleci 20.000-25.000 (yang sudah jadi 500.000, dada kuning/putih 20.000, NTB 35.000-50.000)
  • Kacer jawa 350.000-600.000,
  • Kacer poci/skoci 700.000,
  • Kacer Gropyok 150.000-290.000
  • Kenari AF yorkshire anakan 450.000
  • Kenari F1 yorkshire anakan 1.000.000 1.200.000
  • Kenari F2 yorkshire anakan 2.000.000-2.500.000 1,8 juta
  • Kenari lokal bakalan bond 120.000 130.000
  • Kenari lokal bakalan hijau 120.000
  • Kenari lokal bakalan kuning 150.000
  • Kenari lokal orange/sunkis 350.000
  • Kenari lokal putih 250.000
  • Kenari yorkshire betina 5.000.000-7.000.000
  • Kenari Yorkshire jantan 7.000.000 9.000.000-10.000.000
  • Kepodang bali/ sumbawa 250.000
  • Kepodang jawa 300.000 - 800.000
  • Kolibri tangkapan hutan 100.000
  • Kutilang 10.000-75.000
  • Kutilang emas 50.000-100.000
  • Kutilang malaysia 80.000
  • Kutilang sumatera 140.000
  • Lovebird anakan non  kuning 700.000-300.000/pasang
  • Lovebird anakan non kacamata warna acak 500.000-400.000/pasang
  • Lovebird kacamata albino mata hitam anakan 1.400.000-900.000, dewasa 2.400.000 1.400.000
  • Lovebird kacamata albino mata merah anakan 1.700.000 1,4 juta, dewasa 2.900.000 2 juta
  • Lovebird kacamata biru anakan 4500.000-500.000 , dewasa 700.000-900.000
  • Lovebird kacamata hijau (kepala hitam/merah) anakan 350.000-400.000, dewasa 800.000 750.000
  • Lovebird kacamata kepala emas anakan 700.000 750.000, dewasa 1.200.000 1.300.000
  • Lovebird kacamata lutino mata hitam anakan 2.000.000 1,8 juta, dewasa 3.000.000 2,2 juta
  • Lovebird kacamata lutino mata merah anakan 3.000.000-4.000.000 2,2 juta, dewasa 6.000.000-8.000.000 3,5 juta
  • Lovebird kacamata pastel kuning anakan 900.000 950.000, dewasa 1.500.000 1,5 juta
  • Lovebird kacamata pastel putih anakan 800.000 -1 juta, dewasa 1.000.000 -1,5 juta
  • Mantenan 70.000
  • Manyar dewasa 35.000
  • Manyar trotolan 50.000
  • Mbotok 600.000
  • Merpati potong 40.000
  • Murai air 275.000
  • Murai batu kalimantan/borneo, Malaysia dewasa hutan 350.000-900.000
  • Murai batu nias (ekor hitam) trotolan 500.000 600.000, dewasa hutan 350.000 500.000; murai nias raja trotolan 800.000 1 juta, nias jadi 1.500.000 – 3.500.000
  • Muray Batu Medan Muda Hutan 1000.000-1600.000 Anakan 1.200.000 
  • Muray Batu lampung Muda Hutan 1000.000 Ternakan 1.300.000
  • Muray Jambi 400.000
  • Palek/falk 1.200.000/pasang
  • Pancawarna 600.000 350.000
  • Pare-Pare Gropyok 15-25 Bunyi 40-100.000
  • Parkit 90.000 110.000/pasang
  • Parkit holland 1.800.000/pasang
  • Pelatuk batu 50.000
  • Pelatuk bawang 600.000-800.000
  • Pelatuk brambang 125.000
  • Pelatuk sampit 170.000-200.000
  • Perkutut Jawa/lokal 35.000-100.000
  • Poksai jambul sumatera 300.000
  • Poksay impor (Limited) 1.600.000
  • Prenjak 90.000-200.000
  • Puter 25.000 70.000
  • Rambatan 170.000 150.000, rambatan jadi 300.000
  • Rio-rio 70.000-90.000
  • Robin 700.000 500.000
  • Samyong 500.000-650.000
  • Sanger/singer (helda sanger) jantan 1.000.000-1.500.000 650.000 – 850.000, betina 800.000-1.000.000 400.000-600.000
  • Selendang biru dewasa hutan 35.000
  • Selendang biru trotolan 100.000
  • Sirtu dewasa hutan 50.000 30.000
  • Sirtu trotolan 100.000 50.000
  • Srigunting biasa 160.000
  • Srigunting kantil 600.000 500.000
  • Srikatan dewasa hutan 45.000
  • Srikatan trotolan 90.000
  • Srindit jawa 60.000-100.000
  • Srindit kalimantan/sumatera (paruh hitam) 100.000-150.000
  • Sulingan / Tledekan dewasa hutan 200.000 150.000
  • Sulingan/ Tledekan laut 150.000
  • Sulingan/ Tledekan trotol 350.000 250.000
  • Tengkek buta 50.000
  • Tengkek supit udang 100.000
  • Tralis/blereng 60.000
  • Trucukan dewasa 100.000-200.000 , Hutan/Besangan 15.000-50.000 
  • Muray
    Viro, Udanawu Blitar

  • Tuwu (Limited) > 1.500.000 

Senin, 22 Juli 2013

Tren Sangkar Tervaforit 2012-2013

                         Model sangkar burung berkontribusi besar dalam kenyamanan dan kebanggaaan kicaumania selama menggeluti hobi burung. Untuk kebanggaan, motif sangkar apa yang paling populer selama 2011 dan bakal ngetrend selama 2012? Lantas untuk kenyamanan, model sangkar apa yang banyak menjadi pilihan?
                       Motif klasik gambar dewa-dewa atau bernuansa Cina masih menjadi favorit para kicaumania. Diakui sejumlah pengerajin sangkar top tanah air, seperti Udin Jabi di Delanggu Klaten, Johny Hwa di Kampung Sewu Solo, juga Nardi di kawasan Mojosongo, Solo.
Cerita-cerita Cina memang sangat luas bisa digali. Awal mula sangkar-sangkar ukir yang dijadikan rujukan memang sangkar impor dari Cina. Sampai sekarang, pamor sangkar-sangkar bernuansa Cina memang masih dicari.
                Produk-produk lokal pun banyak membuat tema-tema Cina. Ada yang meniru, memodifikasi, atau benar-benar memang kreasi sendiri.
               Cerita klasik seperti delapan dewa, sio-sio seperti seribu kera, macan, naga, ayam, dan sebagainya, banyak menjadi motif sangkar di arena lomba. Jabi misalnya, dia membuat inovasi khusus pada bagian mahkota. “Untuk sangkar kotak, di tengah-tengah mahkota ada dua lubang supaya memudahkan tangan mengangkatnya. Gantungan juga bisa dibongkar-pasang tanpa harus memasukkan tangan ke dalam sangkar untuk rnemegangi baut di dalam. Jadi tinggal ulir bagian luar saja.”
               Sementara itu motif sangkar berdasar cerita lokal, atau gambar-gambar bernuansa lokal, sesungguhnya juga mulai dikreasikan para pengrajin, seperti ukiran gaya Bali, Asmat, Dayak, juga wayang. Atau ada juga model sangkar ukir sederhana tetapi diberi inovasi dengan sistem cat supaya ketika dilihat dari jauh tampak mencolok. Dulu, juga pernah booming model gambar hewan-hewan seperti dinosaurus lobster, dan lainnya.
Motif wayang makin diminati

Sangkar wayang kulit batik tulis Karunia Sangkar
         Satu di antara cerita lokal yang kini juga semakin banyak peminatnya adalah yang diambil dari cerita atau gambar tokoh-tokoh wayang. Hal ini juga diakui Johnya Hwa, yang menjadi spesialis penggarap sangkar wayang.
          Pembuatannya, khususnya pada finishing, memang lebih rumit. “Karena seperti wayang, pewarnaannya memang harus disungging. Untuk warna emas memakai prada, jadi beda dengan model sangkar ukir lainnya yang menggunakan air brush.”
          Beberapa sangkar motif  wayang banayk dikeluarkan perajin. Salah satunya adalah Karunia Sangkar Jogja, yang memajang produknya di website SangkarBurung.Com.
Salah satunya adalah sangkar wayang kulit batik tulis, yang cocok untuk burung seperti anis merah atau anis kembang serta cucak ijo.
KOSAN paling dicari
        Lantas sangkar jenis apa yang saat ini banyak dicari? Jenis Kosan. Ya, sangkar ini identik dengan sangkar harian berbentuk kotak. Mencuatnya nama sangkar Kosan, berasal dari sebuah nama perajin sangkar di Surabaya bernama Koh san yg sering dipanggil kosan.
           Dikenalnya sangkar ini lantaran produknya tergolong rapi, kuat, berbahan baku pilihan dan tiap jerujinya berpresisi. Karenanya banyak kicaumania kepincut dengan hasil tangan dingin perajin yang sekarang usahanya telah diteruskan oleh para keturunannya.
         Kelebihan dari sangkar ini adalah praktis, tidak makan tempat, kuat, tidak terlalu berat, dan cocok untuk digunakan sebagai sangkar harian dan juuga enak dipakai untuk lomba.
Sangkar kosan
            Sangkar Kosan juga menyediakan beragam warna-warna berani yang dulunya dianggap menjadi pantangan. Seperti warna merah, kuning, putih, dan lain-lain yang serba ngejreng.           Hal ini memang membuat situasi ruangan rumah menjadi lebih berwarna demikian juga situasi lapangan ketika pergelaran lomba burung.
        Seiring dengan menggelindingnya dunia bisnis hobi, banyak bermunculan perajin yang mengikuti jejak Kosan. Di antaranya Gatot Sangkar asal Sidoarjo. Mantan pemain burung kicauan ini banting setir menjadi perajin sangkar.
           Dengan berkiblat pada sangkar Kosan, produknya juga dikenal memiliki warna-warna berani. Tobil, salah satu pedagang sangkar di kawasan Proliman Kalasan Jogja menyebutkan, untuk sangkar kotak, hampir semua kicaumania memburu jenis Kosan.
        Hanya saja, yang perlu diperhatikan, sangkar ini di pasaran banyak yang sekadar “tiruan”. Mata awam mungkin susah membedakannya. “Kalau yang asli kuat, rapi, dan presisi. Sekarang juga banyak yang memburu model Kosan tapi yang ukuran kecil, untuk pleci. Hanya saja, saya tidak tahu, sepertinya yang asli memang tidak keluar, padahal permintaan sangat tinggi seiring dengan melejitnya popularitas pleci di kalangan penghobi burung.
          Belakangan, sangkar seperti model Kosan makin menjubeli gantangan berbagai even lomba. Khususnya adalah di beberapa kota di Pulau Jawa ketika semakin merebak acara-acara latberan burung. Banyak pemain yang enggan direpotkan dengan membawa sangkar-sangkar ukiran. Mereka memilih praktisnya saja, menggunakan sangkar harian model Kosan.
      
Fenomena seperti ini ikut memberikan sentimen positif terhadap perkembangan industri sangkar di beberapa kota.
Di salah satu sentra perajin sangkar di kawasan Gresik, mulai dari perajin hingga pengepulnya menagku kewalahan untuk melayani permintaan pasar sangkar harian model Kosan. Bahkan mereka mengatakan, tingginya intensitas jadwal latberan dan lomba burung di kawasan Gresik dan sekitarnya, membuat perajin atau pengepul tidak pernah bisa lama menimbun sangkar-sangkar model tersebut.
Hal senada juga dikatakan Mr Khan, distributor sangkar di Bojonegoro. Permintaan sangkar harian seperti model Kosan terus meningkat. Banyak pemain memilih sangkar seperti ini lantaran memudahkan mereka membawa ke lapangan.
“Sebenarnya tetap banyak pemain yang membutuhkan sangkar ukir, hanya kebutuhan untuk jenis ini lebih diperuntukkan ke lomba-lomba besar,” ujar Yoyok Focus, pengusaha sangkar asal Malang. (Bersambung – referensi Agrobis Burung).
Berikut ini sejumlah ilustrasi sangkar harian dan sangkar lomba produk Karunia Sangkar yang beralamat di sangkarburung.com.

Rabu, 17 Juli 2013

Burung Tuwu, Burung yang Penuh Misteri

Burung tuwu atau kulik, atau asian koel (Eudynamys scolopaceus), merupakan burung sejenis cuckoo atau termasuk dalam keluarga Cuculidae. Habitatnya bisa ditemukan di Asia Selatan, China, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Sebagaimana cuckoo atau kedasih, tuwu juga dikenal sebagai burung parasit. Tetapi ia berani menitipkan telur mereka di sarang burung predator seperti gagak atau burung berukuran besar lainnya. Ketika dewasa, burung tuwu lebih suka buah-buahan sebagai makanan utamanya, sedangkan serangga hanya sebagai pakan selingan.
Burung tuwu atau kulik
Burung tuwu atau kulik
Postur tubuhnya lumayan besar, sekitar 39 – 46 cm, dengan ekor yang panjang. Burung jantan mudah dibedakan dari burung betina. Warna tubuh burung jantan adalah hitam kebiruan mengkilap, sedangkan burung betina berwarna kecokelatan dan berbintik putih.
Di Indonesia, tuwu dianggap sebagai burung penuh misteri seperti halnya kedasih yang memiliki mitos-mitos tertentu di beberapa daerah. Kicauan tuwu yang keras bisa terdengar hingga beberapa kilometer, terlebih malam hari, sering diartikan sebagai tengara buruk di lingkungan tersebut.
Keberadaan mereka di alam liar sudah sangat jarang dijumpai, dan makin langka, meski sebenarnya tidak termasuk dalam spesies burung yang dilindungi. Mungkin karena banyak warga yang menentang kehadirannya karena terpengaruh mitos, sehingga banyak orang yang memburunya. Apalagi harga burung ini lumayan tinggi. Konon, harga burung bahan bisa mencapai Rp 1 juta – Rp 2 juta, bahkan burung yang sudah rajin bunyi pernah dibanderol hingga Rp 18 juta.
Burung tuwu jantan dan betina bisa dibedakan dari warna bulunya
Burung tuwu jantan (kiri) dan betina bisa dibedakan dari warna bulunya
Sepasang burung tuwu
Sepasang  tuwu
Burung tuwu pada awalnya dijabarkan oleh Linnaeus sebagai Cuculus scolopaceus berdasarkan spesimen yang diperolehnya dari kawasan Malabar. Spesies ini mempunyai variasi yang luas, dengan populasi di beberapa kepulauan. Saat ini tercatat ada enam subspesies (ras) dari burung tuwu, yaitu :
  • Eudynamys scolopaceus scolopaceus (Linnaeus, 1758): habitat di Pakistan, India, Nepal, Bangladesh, Srilanka, Laccadives, dan Maladewa.
  • Eudynamys scolopaceus chinensis (Cabanis dan Heine, 1863): habitat di  wilayah selatan China hingga kawasan Indochina.
  • Eudynamys scolopaceus harterti (Ingram, 1912): habitat di Hainan (China).
  • Eudynamys scolopaceus malayana (Cabanis dan Heine, 1863): habitat di Thailand, Semenanjung Malaysia, Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara), dan Sunda Besar (Sumatera, Kalimantan, Jawa).
  • Eudynamys scolopaceus mindanensis (Linnaeus, 1766): habitat di Halmahera, pulau-pulau antara Mindanao dan Sulawesi, Maluku Utara, hingga ke Filipina (termasuk Palawan dan Kepulauan Babuyan).
Tuwu termasuk burung omnivora yang menyukai berbagai serangga, ulat, telur burung, dan vertebrata kecil. Namun setelah dewasa, burung ini justru lebih menyukai buah-buahan, sedangkan serangga sekadar selingan. Di alam liar, burung dewasa sering menjaga pohon buah yang disukainya, dan akan mengusir burung lain yang mencoba mendekati pohon tersebut.
— Karena sifatnya yang parasit, burung tuwu tidak pernah membangun sarang dan lebih suka menitipkan telur ke sarang burung lain. Jadi potensi penangkarannya menjadi lebih rumit. Tetapi hal ini bisa disiasati dengan menggunakan telur palsu pada sarang burung. Telur yang dititipkan induk tuwu betina bisa dituntaskan melalui mesin tetas.
Gagak memberi makan anakan burung tuwu
Gagak memberi makan anakan burung tuwu
Dalam melakukan aksinya, mereka bekerja berpasangan (jantan dan betina). Mulanya, salah satu indukan akan mengelabui burung gagak yang terkenal dengan kepintaran dan kelicikannya.
Burung tuwu betina akan berada di dekat sarang gagak, sedangkan si jantan mencoba memanggil gagak (mungkin menantang / meledek ) sehingga gagak akan terusik. Ketika gagak mengejar tuwu jantan, kesempatan itu digunakan burung betina yang bersembunyi  untuk masuk ke sarang gagak dan bertelur di sana.
Hanya dalam hitungan menit, tugas mereka selesai. Tuwu betina langsung keluar dan bersuara memanggil lakinya untuk memberitahukan bahwa misi mereka sudah berhasil.
Gagak betina yang tak tahu dikibuli dengan santai meneruskan tugas pengeramannya. Ia tak tahu ada telur asing yang baru saja ada di sarangnya, dan akan terus dierami hingga menetas. Bahkan, ia rela menjadi babu / baby sitter anakan tuwu yang kini menjadi anak tirinya sampai dewasa.
Hmm.., sebuah desain alam yang sangat unik, yang membuat kita semua makin percaya pada Kuasa-Nya.

GaGak ,.

       Gagak adalah anggota burung pengicau (Passeriformes) yang termasuk dalam marga Corvus, suku Corvidae.
        Hampir semua jenis burung ini berukuran relatif besar dan berwarna bulu dominan hitam. Daerah sebarannya ada di seluruh benua dan kepulauan, dengan perkecualian di Amerika Selatan.
Di antara jenis-jenis unggas, gagak diketahui mempunyai tingkat kecerdasan tertinggi di antara para burung.[1] Kualitas ini sudah sejak lama diketahui manusia, khususnya dalam keterampilannya mencuri berbagai alat bantu manusia. Hewan ini mempunyai kemampuan belajar dan dapat memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya.
Di beberapa kebudayaan dan mitologi, burung gagak kerap dikaitkan dengan sesuatu yang buruk. Di Eropa, gagak dipercaya sebagai burung peliharaan penyihir. Di Indonesia, gagak di hutan dianggap dapat menjadi pertanda kesulitan yang bakal timbul. Ada pula kepercayaan yang mengaitkan sate gagak untuk memanggil genderuwa.

(Wikipedia Bahasa Indonesia)

Minggu, 16 Juni 2013

Membuat Jebakan Burung Sederhana

Kalau menjebak menggunakan sangkar jebakan mungkin sudah tidak asing lagi bagi kicau mania dan disini saya akan menerangkan bagaimana cara membuat jebakan burung sederhana dengan menggunakan bahan bahan yang ada disekitar kita. Tapi ingat , ini hanyalah sebagai bahan pengetahuan saja buat anda semua , jangan digunakan untuk menangkap burung burung yang hampir punah. sebagai seorang kicau mania kewajiban kita adalah menjaga keseimbangan alam. bagaimanapun cara cara ini hanyalah salah satu bagian dari bagaimana cara bertahan di alam liar tanpa makanan ( survival ) bukan untuk menangkap burung burung yang dilindungi.

Jebakan Pertama 
Perangkap dengan menggunakan tali bersimpul yang diikat pada tiang kayu. 
Pasang perangkap ini dilokasi dimana burung sering terlihat turun ke tanah untuk mencari makannya. 
  1. Tajamkan kedua ujung dari kayu agar runcing dan ditancapkan ketanah setelah terlebih dahulu membuat lubang di bagian atas sebagai lubang masuk talinya.
  2. Potong tongkat sepanjang 6 inchi yang dimasukan kedalam lubang tersebut sebagai pengganjal dari tali dan juga sebagai pijakan untuk burung. 
  3. ikatkan batu pada ujung tali yang sudah melewati lubang terebut sementara ujung tali yang lain dibuat simpul jeratan dan diletakan dengan rapih pada tiang pijakan ( tangkiringan ).
  4. Tangkringan itu berfungsi untuk menahan batu agar tidak jatuh jadi masukan sedikit saja kayu tangkringan ke lobang tersebut, nanti begitu burung menginjaknya akan langsung terjatuh dan otomatis batu pun akan menarik simpul jerat yang kemudian akan mengikat kedua kaki si burung.  

Jebakan kedua 
Menggunakan batang pohon yang lentur yang di ikat dengan tali lalu dibengkokan dan dikaitkan dengan umpan . silahkan perhatikan bagaimana caranya dalam video berikut :
http://www.youtube.com/watch?v=xMDaEvrHLuAhttp://www.youtube.com/watch?v=xMDaEvrHLuA

Senin, 10 Juni 2013

Cara Atasi Burung Sakit

Burung yg Sekarat
             Banyak sekali keluhan yang disampaikan kepada saya mengenai kondisi burung yang sakit. Umumnya, para penghobi burung tidak bisa menjelaskan secara pasti sakit apa burung mereka. Ada yang hanya menyebutkan burung nyekukruk, burung mengembang bulunya, burung cuma tidur alias ngantukan, burung pilek, burung batuk-batuk atau burung bersin-bersin, atau juga cuma menduga-duga burung cacingan, kreminan, burung kena kutu (kutuan) dan sebagainya.
         Kalau misalnya dia menduga burung cacingan (burung diserang cacing)  juga tidak bisa menyebutkan ciri-cinya. Kadang cuma dibilang burung mencret, burung beraknya putih, burung beraknya caik, dan sebagainya. Memang harus kita akui, diagnosa yang tepat untuk burung sakit harus tepat sehingga teopat pula  pemberian obatnya.
          Banyak sekali saat ini beredar obat untuk bangsa burung atau unggas di pasaran.  Hanya saja, kebanyakan adalah obat untuk ayam atau jenis unggas yang biasa dipelihara orang. Obat khusus burung atau obat burung, tidak banyak diproduksi di dalam negeri. Kalau ada yang memproduksi, biasanya hanya berupa suplemen burung dengan iming-iming burung gacor, burung berkicau terus, dan juga dijanjikan bisa membuat burung macet bunyi menjadi bunyi gacor owor-owor.
         Malah ada beberapa di antaranya yang sifatnya perangsang bunyi burung. Ya, sifatnya sekadar doping — doping burung, yang akibatnya sering fatal. Suara burung bisa menjadi mengecil, suara burung bisa hilang, bahkan burung tak bisa bersuara. Kadang-kadang akibatnya lebih fatal lagi, burung mati, burung KO sia-sia.
             Begitu juga untuk vitamin burung, banyak mereka yang menggunakan vitamin untuk ayam, baik itu vitamin tunggal maupun multivitamin (multi vitamin). Demikian juga dengan mineral burung, banyak yang menggunakan mineral untuk ayam sebagai mineral untuk burung, baik yang hanya beberapa mineral maupun multimineral.
            Berkaitan dengan hal itulah, saya mencoba mencari dan mencari dari berbagai produsen obat-obatan untuk hewan ternak dan saya mintakan formula khusus obat untuk burung. Lebih tepatnya lagi adalah formula obat yang tidak hanya mengobati tetapi juga menjaga stamina burung tetap terjaga.
     Di luar masalah itu, ada ancaman yang nyata terhadap kesehatan burung yang selama ini kurang menjadi perhatian. Ya, tidak lain tidak bukan adalah kutu burung dan cacing burung.
           Burung yang terlihat sakit-sakitan, nyekukruk, burung keluar air dari matanya (mata berair atau rembes) misalnya, kadang disebabkan oleh serangan cacing.  Kadang pula, hal itu disebabkan oleh infeksi yang ditimbulkan oleh luka akibat gigitan kutu burung.
          anis merah, anis kembang, branjangan, cucak ijo (cucak hijau), cucakrowo (cucak rawa), pentet, kenari (dan berbagai jenis finch lain), paruh bengkok seperti lovebird (love bird /LB), nuri, kakaktua, parkit dan juga burung peliharaan kesayangan seperti beo dan burung-burung lainnya.
Burung Sehat

Oke, dalam melayani keinginan penghobi dan penangkar burung akan kesehatan dan top performa burung, Om Kicau sudah meluncurkan  beberapa produk kesehatan dan pencegahan penyakit untuk burung. Produk itu memang dikhususkan untuk burung mulai

Kamis, 06 Juni 2013

Jenis-Jenis Kacer

              Burung Kacer atau Magpie Robin yang populer di Indonesia saat ini ada dua jenis, yakni kacer hitam yang sering disebut kacer jawa timur dan kacer poci atau kacer sekoci yang sering disebut kacer sumatra. Burung ini memang masih berkerabat yakni sama-sama dalam genus Copsychus.
Kacer Poci
Kacer Jatim
          Burung kacer jawa nama ilmiahnya adalah Copsychus sechellarum sedangkan kacer poci adalah Copsychus saularis. Perbedaan keduanya yang menyolok hanyalah pada warna bulu hitam-putih. Copsychus sechellarum atau kacer jawa berbulu hitam semua di bagian dada sampai dekat kloaka, sementara Copsychus saularis atau kacer poci warna hitam hanya sampai dada dan ke bawah hingga kloaka berwarna putih. Sementara itu burung yang sangat mirip dengan kacer poci atau kacer sumatra adalah kacer madagaskar (Copsychus albospecularis).
Seperti disebutkan di atas, kacer terdiri dari 3 species, yakni Copsychus saularis, Copsychus sechellarum dan Copsychus albospecularis. Khusus untuk Copsychus saularis (Oriental Magpie Robin) ini terdiri dari 9 subspecies, yaitu:



1. saularis, (Thailand, India, Nepal, Malaysia, Indonesia),
2. andamanensis, (Kep. Andaman),
3. musicus, (Peninsular, Malaysia, Thailand),
4. prosthopellus, (Hainan-China),
5. erimelas (India ke Indochina),
6. pluto (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia),
7. ceylonensis (India, Srilanka),
8. adamsi (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia),
9. mindanensis (Mindanao-Philippines).

          Kacer sumatera atau kacer poci mempunyai warna hitam pada kepala, leher sebatas dada, punggung dan bagian luar ekor. Sedangkan warna putih berada pada dada, perut dan ekor bagian dalam. Penyebaran mulai China, India, Nepal, Thailand, Indochina, Filipina, Malaysia dan Indonesia.
         Memiliki suara yang keras, nyaring dan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil membuka ekor serta mengeluarkan suara kicauan yang merdu. Burung ini sangat menyukai udara panas.
      Kacer hitam (Copsychus sechellarum) atau Seychelles Magpie Robin penyebarannya mulai dari Seychelles (Afrika), Jawa dan Kalimantan (Indonesia). Seluruh tubuh berwarna hitam, kecuali pada sayap terdapat warna putih. Kemampuan berkicau sangat baik dan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil memainkan ekor. Volume suara sedang. Jenis ini juga sangat suka dengan udara panas.
       Sementara itu kacer madagaskar atau Madagascar Magpie Robin (Copsychus albospecularis) terdiri dari dari 3 subspecies, yakni pica, albospecularis dan inexpectatus. Seluruh subspecies Copsychus albospecularis ini tersebar di wilayah Madagascar Afrika.

         Bagian leher sebelah atas, punggung dan ekor berwarna hitam kebiru-biruan. Kemampuan berkicaunya tidak kalah dari kedua sepupunya C. saularis dan C. sechellarum
       Selain dari ketiga species di atas, ada satu jenis kacer lagi yang beredar di kalangan pedagang dan pemilik burung kacer, yaitu Kacer Blorok. Jenis ini menurut anggapan kebanyakan orang maupun peneliti adalah merupakan hasil perkawinan silang yang terjadi di alam, antara Kacer Hitam Putih (C. saularis) dengan Kacer Hitam (C. sechellarum)

Senin, 03 Juni 2013

Update Harga Burung Wilayah Karesidenan Kediri (06/2013)


        Update harga burung di pasaran, di daerah sekitar karisidenan Kediri. Terjadi beberapa lonjakan harga dan penurunan pada beberapa jenis burung karena faktor kelangkaan, tetapi pada dasarnya harga burung tetaplah stabil atau masih sama seperti dulu.
   
       Akhir2 ini Banyak Berita yang beredar bahwa harga lovebird turun, untuk menyikapi hal ini biasanya para peternak akan cuci gudang dan peternak juga akan semakin langka, Sebenarnya ini adalah hal biasa dikarenakan sebentar lagi kita akan memasuki bulan2 puasa, maka saran saya sebaiknya jangan menjual lovebird anda di bulan2 ini, sebaiknya anda simpan dahulu, saya yakin setelah hari raya harga lovebird akan kembali naik menurut penelitian saya selama 2 tahun terakhir. 

 Berikut adalah Daftar harga burung pada Bulan Juni 2013 ini di Kediri dan sekitarnya.



Pasar Burung Dimoro, Blitar


  • Anis Ampenan trotolan 200.000, dewasa hutan 110.000
  • Anis Cendana trotolan 350.000, dewasa hutan 250.000
  • Anis Kembang – jaminan jantan 400.000 acak 350.000
  • Anis Merah trotol – jaminan jantan 1 juta-1,3 juta 800-1,2 juta, acak (bisa jantan-bisa betina) 650.000
  • Ayam hutan remaja jantan 300.000, betina 100.000
  • Ayam hutan tangkapan dewasa 350.000
  • Ayam kate dewasa 250.000-300.000/ pasang
  • Ayam ketawa anakan betina 150.000
  • Ayam ketawa anakan jantan 350.000
  • Ayam ketawa dewasa jantan atau betina 700.000
  • Ayam serema 700.000 500.000/pasang
  • Beo anakan 850.000 700.000
  • Beo dewasa hutan 500.000
  • Betet 300.000-400.000
  • Blackthroat jantan 1.750.000 1.250.000, betina 1.150.000
  • Branjangan jawa 800.000 500.000
  • Branjangan kalimantan 250.000
  • Branjangan NTB 100.000
  • Cendet/pentet tangkapan hutan 60.000
  • Cendet/pentet Piyikan 30.000-50.000
  • Cendet/pentet dewasa 80.000-350.000
  • Ciblek gunung dewasa hutan 250.000
  • Ciblek kebun 200.000 250.000
  • Ciblek kebun dewasa hutan 150.000
  • Ciblek kebun anakan 150.000 100.000
  • Ciblek sawah dewasa hutan 80.000
  • Cililin dewasa hutan 1.000.000
  • Cucak ijo dewasa 700.000-1.500.000
  • Cucak ijo trotolan 350.000-600.000
  • Cucak jenggot 250.000-700.000
  • Cucak keling 50.000
  • Cucak kencur/ bayeman 90.000
  • Cucak rante dewasa hutan 100.000-125.000
  • Cucak rante trotolan 250.000 150.000
  • Cucak tembak/kapas tembak 350.000 200.000
  • Cucakrowo anakan penangkaran (3-4 bulan) 3.000.000-4.000.000/ekor
  • Cucakrowo tangkapan hutan 4.000.000-5.000.000/ekor
  • Decu dewasa hutan 100.000-150.000
  • Decu trotolan 175.000-200.000
  • Derkuku hutan 50.000
  • Derkuku Ternakan 70.000-500.000
  • Emprit 2.000-5.000
  • Gagak 700.000-1.000.000 1,5 juta – 2 juta
  • Gaok 450.000 750.000
  • Gelatik belong 150.000 200.000/pasang
  • Gelatik putih/silver/ krem 800.000-1 juta 600.000/pasang
  • Gelatik Wingko 75.000-100.000
  • Gereja 5.000-100.000 (Master)
  • Hantu (Owl) 10.000-150.000 trgantung Jenis
  • Jalak bali trotolan/anakan 6.000.000/pasang    @3.000.000
  • Jalak putih 450.000 – 650.000/ekor
  • Jalak suren JAWA trotolan penangkaran 350.000-700.000/ekor
  • Jalak suren SUMATERA dewasa hutan 250.000/ekor
  • Kacamata/pleci 20.000-25.000 (yang sudah jadi 500.000, dada kuning/putih 20.000, NTB 35.000-50.000)
  • Kacer jawa 600.000,
  • Kacer poci/skoci 700.000, Bakalan Hutan 280.000
  • Kenari AF yorkshire anakan 450.000
  • Kenari F1 yorkshire anakan 1.000.000 1.200.000
  • Kenari F2 yorkshire anakan 2.000.000-2.500.000 1,8 juta
  • Kenari lokal bakalan bond 120.000 130.000
  • Kenari lokal bakalan hijau 120.000
  • Kenari lokal bakalan kuning 150.000
  • Kenari lokal orange/sunkis 350.000
  • Kenari lokal putih 250.000
  • Kenari yorkshire betina 5.000.000-7.000.000
  • Kenari Yorkshire jantan 7.000.000 9.000.000-10.000.000
  • Kepodang bali/ sumbawa 250.000
  • Kepodang jawa 300.000 - 800.000
  • Kolibri tangkapan hutan 100.000
  • Kutilang 10.000-75.000
  • Kutilang emas 50.000-100.000
  • Kutilang malaysia 80.000
  • Kutilang sumatera 140.000
  • Lovebird anakan non  kuning 700.000-300.000/pasang
  • Lovebird anakan non kacamata warna acak 500.000-400.000/pasang
  • Lovebird kacamata albino mata hitam anakan 1.400.000-900.000, dewasa 2.400.000 1.400.000
  • Lovebird kacamata albino mata merah anakan 1.700.000 1,4 juta, dewasa 2.900.000 2 juta
  • Lovebird kacamata biru anakan 400.000-500.000 400.000, dewasa 800.000 750.000
  • Lovebird kacamata hijau (kepala hitam/merah) anakan 500.000-600.000 400.000, dewasa 800.000 750.000
  • Lovebird kacamata kepala emas anakan 700.000 750.000, dewasa 1.200.000 1.300.000
  • Lovebird kacamata lutino mata hitam anakan 2.500.000 1,8 juta, dewasa 3.000.000 2,2 juta
  • Lovebird kacamata lutino mata merah anakan 3.000.000-4.000.000 2,2 juta, dewasa 6.000.000-8.000.000 3,5 juta
  • Lovebird kacamata pastel kuning anakan 900.000 950.000, dewasa 1.500.000 1,5 juta
  • Lovebird kacamata pastel putih anakan 800.000 -1 juta, dewasa 1.000.000 -1,5 juta
  • Mantenan 70.000
  • Manyar dewasa 35.000
  • Manyar trotolan 50.000
  • Mbotok 600.000
  • Merpati potong 40.000
  • Murai air 275.000
  • Murai batu aceh/medan trotolan hutan jantan 1.750.000, dewasa hutan 1.500.000
  • Murai batu kalimantan/borneo dewasa hutan 350.000
  • Murai batu nias (ekor hitam) trotolan 500.000 600.000, dewasa hutan 350.000 500.000; murai nias raja trotolan 800.000 1 juta, nias jadi 1.500.000 – 3.500.000
  • Muray Batu Medan Muda Hutan 1000.000-1600.000 Anakan 1.200.000 
  • Muray Batu lampung Muda Hutan 1000.000 Ternakan 1.300.000
  • Muray Jambi 400.000
  • Palek/falk 1.200.000/pasang
  • Pancawarna 600.000 350.000
  • Pare-Pare Gropyok 15-25 Bunyi 40-100.000
  • Parkit 90.000 110.000/pasang
  • Parkit holland 1.800.000/pasang
  • Pelatuk batu 50.000
  • Pelatuk bawang 600.000-800.000
  • Pelatuk brambang 125.000
  • Pelatuk sampit 170.000-200.000
  • Perkutut Jawa/lokal 35.000-100.000
  • Poksai jambul sumatera 300.000
  • Poksay impor (Limited) 1.600.000
  • Prenjak 90.000-200.000
  • Puter 45.000 70.000
  • Rambatan 170.000 150.000, rambatan jadi 300.000
  • Rio-rio 80.000
  • Robin 700.000 500.000
  • Samyong 500.000-650.000
  • Sanger/singer (helda sanger) jantan 1.000.000-1.500.000 650.000 – 850.000, betina 800.000-1.000.000 400.000-600.000
  • Selendang biru dewasa hutan 35.000
  • Selendang biru trotolan 100.000
  • Sirtu dewasa hutan 50.000 30.000
  • Sirtu trotolan 100.000 50.000
  • Srigunting biasa 160.000
  • Srigunting kantil 600.000 500.000
  • Srikatan dewasa hutan 45.000
  • Srikatan trotolan 90.000
  • Srindit jawa 60.000-100.000
  • Srindit kalimantan/sumatera (paruh hitam) 100.000-150.000
  • Sulingan / Tledekan dewasa hutan 200.000 150.000
  • Sulingan/ Tledekan laut 150.000
  • Sulingan/ Tledekan trotol 350.000 250.000
  • Tengkek buta 50.000
  • Tengkek supit udang 100.000
  • Tralis/blereng 60.000
  • Trucukan dewasa 100.000-200.000 , Hutan/Besangan 15.000-50.000 
  • Kenari Yorkshire
    Muray
    Viro, Udanawu Blitar

  • Tuwu (Limited) > 1.500.000 

Senin, 20 Mei 2013

Kesalahan Fatal Penanganan Burung Sakit

         Menjemur burung sakit di bawah sinar matahari dan juga diangin-anginkan? Jika iya, maka itu adalah salah satu contoh kesalahan fatal penanganan burung sakit. Kesalahan dalam penanganan burung sakit umumya tidak kita sadari. Hal itu bisa kita maklumi karena referensi penanganan burung sakit masih terbatas.
Bahkan produsen obat yang berani menjamin “BURUNG SAKIT PASTI SEMBUH” tidak pernah menjelaskan bagaimana proses penyembuhan burung sakit karena yang penting obatnya laku.
Burung sakit bisa sembuh dengan beberapa syarat. yakni:
1. Tepat diagnosa
2. Tepat obat
3. Tepat dosis
4. Tepat cara pemberian obat
5. Tepat penempatan.
Jika ada di antara faktor itu tidak tepat, biasanya ya tidak maksimal proses penyembuhannya. Bahkan dalam beberapa kasus, menyebabkan burung cepat mati. Mengapa? Berikut ini penjelasannya:
1. Tepat diagnosa
Banyak kesalahan dalam diagnosa burung sakit yang menyebabkan proses penyembuhan gagal. Burung matanya bengkak dan berair misalnya, sering dianggap sebagai semata-mata terjadi infeksi di bagian mata. Dan karenanya hanya diberi obat tetes mata atau salep anti-infeksi mata.
Padahal, mata bengkak dan berair juga salah satu indikasi penyakit snot, yakni terjadinya infeksi di saluran pernafasan atas yang menyebabkan adanya lairan nanah ke arah mata sehingga mata bengkak. Ketika mata membengkak terjadilah infeksi sekunder di mata ditandai dengan peradangan dan mata berair.
Jika penanganan hanya dilakukan menggunakan obat anti iritasi mata atau anti bengkak, maka infeksi di saluran pernasafan atas terabaikan. Burung tidak akan pernah sembuh dan tentunya burung akan mati. Untuk referensi penyakit snot ini, silakan ditengok lagi Penanganan standar burung terkena snot.
Sebagai masukan untuk Anda dalam mendiagnosa sendiri burung sakit, silakan dilihat kembali Pengenalan Penyakit Burung (klik saja)
2. Tepat obat
Setelah diagnosa dilakukan, maka pemilihan obat menjadi “PR” berikut. Untuk referensi masalah tepat obat ini, silakan ditengok lagi artikel: Ketika antibiotik pun angkat tangan hadapi penyakit burung, Anda mau bilang apa?
Singkat kata, jangan pernah menggunakan obat yang tidak tepat peruntukannya. Misalnya obat untuk ayam, maka dalam banyak kasus tidak tepat untuk burung. Juga, TIDAK ADA satu jenis obat yang bisa menyembuhkan segala jenis penyakit burung.
3. Tepat dosis
Ketidaktepatan dosis dan lama pemakaian obat, misalnya antibiotik, bisa menyebabkan burung tidak sembuh-sembuh, atau bahkan burung jadi resisten. Jangan karena tergesa-gesa burung segera sembuh, pemakaian dinaikkan dari dosis yang tertulis dalam brosur penggunaan obat.
4. Tepat cara pemberiannya
Banyak burung yang mati justru ketika sedang dipegang untuk diobati. Mengapa ini terjadi? Sebab, burung dalam kondisi drop, jika dipegang akan seperti tersentak karena tidak punya labirin dan hal ini bisa menyebabkan kematian.
Untuk itu, usahakan pemberian apapun supaya masuk ke dalam pencernaan burung tidak dengan cara dipegang. Untuk cara pemberiannya, sebagaimana pernah saya tulis di halaman PENYAKIT BURUNG, usahakan dengan menggunakan injeksi yang ujungnya diganti dengan selang kecil. Tetes-teteskan apa yang kita harapkan dikonsumsi burung itu di atas paruh dengan harapan ada bagian yang masuk ke mulut burung dan terminum.
5. Tepat penempatan
Burung sakit harus disendirikan. Dikerodong dan diberi lampu di dalamnya sebagai penghangat. Burung sakit memerlukan udara hangat agar tidak semakin buruk kondisinya. Meski burung memerlukan panas, jangan pernah menjemur burung sakit. Sebab dengan penjemuran, biasanya dia akan terkena terpaan angin. Kondisi ini menyebabkan demam pada burung semakin parah.
Coba kita sendiri kalau sedang sakit. Meskipun kita menggigil, kita tidak akan merasa nyaman dengan berjemur. Kadang tulang terasa semakin ngilu, apalagi pas bersamaan dengan itu ada angin semilir di dekat kita. Demam tidak kunjung turun.
Perlu diingat pula, burung sakit jangan pernah dicampur satu ruangan dengan burung sehat. Sebab, burung yang sehat bisa tertular.
SESAMA BURUNG SAKIT pun jangan dicampur. Mengapa? Sebab, burung secara individual mengalami fase penyakit yang berbeda-beda. Jika burung sakit yang sudah dalam proses pengobatan kita campur dengan burung yang baru saja jatuh sakit, maka burung yang sudah dalam proses pengobatan bisa “tertular” lagi oleh virus yang masih ganas dari burung yang baru saja jatuh sakit. Pisahkan masing-masing di sangkiar berkerodong dan berlampu. Sendiri-sendiri.

Senin, 06 Mei 2013

Rawatan Burung Ciblek

             Ciblek gunung (cigun) seringkali mendominasi kelas ciblek di berbagai lomba. Selama ini, yang banyak diburu cigun mania adalah burung asal Tasik (Jawa Barat). Suaranya oke, mentalnya pun bagus. Tetapi semua itu tergantung perawatan dan karakter burungnya.
           Selain dari Tasik, cigun asal Trawas (Jawa Timur juga) punya penggemar tersendiri. Bagaimana cara membedakan jantan dan betina cigun? Secara umum, jantan memiliki tubuh yang tegap, kepala besar, dan terkadang ada beberapa helai bulu halus (seperti rambut) yang menjadi ciri khususnya.
           Ekor ciblek gunung jantan juga panjang. Pada burung muda, paruhnya memiliki semburat hitam. Tapi jika sudah dewasa, warna paruh berubah gelap. Warna bulu cokelat tua dan suara ngerol, diselingi tembakan
           Adapun tubuh betina lebih kecil daripada burung jantan. Warna bulunya pun cenderung lebih terang. Paruh bawah berwarna putih, ekor pendek, dan suaranya terbatas.
Ciblek Gunung
CIBLEK GUNUNG (CIGUN) ASAL TASIK PALING BANYAK DICARI
Perawatan harian standar untuk ciblek gunung
  • Jangkrik kecil 5 ekor pagi dan sore.
  • Kroto segar 2 sendok teh, diberikan pada pagi hari.
  • Voer yang lembut
  • Mandi setiap pagi dan sore.
  • Penjemuran selama 2 – 3 jam, bisa dimulai dari jam 7.00 s/d 10.00.
Perawatan saat ciblek gunung ngedrop
  • Untuk sementara waktu, burung diisolasi dari burung lain yang gacor.
  • Dikerodong dulu, kemudian sangkar digantang di tempat yang sejuk dan tenang.
  • Pada waktu inilah saat yang tepat untuk men-charge dengan burung betina.
  • Porsi ekstra fooding seperti kroto, jangkrik, ulat hongkong, dan ulat kandang ditambah, sampai burung rajin berbunyi kembali.

Rabu, 01 Mei 2013

Menangkar Pleci

Pleci merupakan burung koloni, atau hidup berkelompok bersama sejumlah burung sejenis. Burung koloni sering juga disebut sebagai burung sosial. Bahkan saat berkembang biak pun, burung pleci tidak jauh dari kelompoknya. Jika Anda berminat menangkarkan burung imut ini, hal pertama yang harus disiapkan tentulah kandang penangkaran. Meski kandang soliter (hanya berisi 1 pasangan induk) bisa digunakan, akan lebih baik jika Anda menggunakan kandang aviary di luar ruangan atau kandang koloni di dalam ruangan yang berukuran sedang hingga besar.
Kandang Pleci Model Aviary
KANDANG PLECI MODEL AVIARY DI LUAR RUANGAN. WADAH SARANG (KANAN) DILETAKKAN AGAK TINGGI.
Untuk memberikan aksen sebagaimana kehidupannya di alam bebas, penempatan pepohonan mini dalam kandang aviary sangat dianjurkan, terlebih tanaman yang berdaun rindang, misalnya pohon beringin, sebagai tempat burung pleci bercengkerama.
Karena kita sering mengalami kesulitan dalam pemilihan calon induk jantan dan betina, maka salah satu cara terbaik adalah memasukan beberapa burung di dalam kandang penangkaran, dan biarkan mereka memilih sendiri pasangan masing-masing. Jika Anda sudah memiliki satu atau beberapa pasangan (sudah jodoh), bisa juga dimasukkan dalam satu kandang penangkaran (karena mereka tak akan pindah ke lain hati, he..he..).
Wadah sarang yang digunakan adalah wadah sarang berbentuk mangkuk / cawan terbuka seperti yang juga digunakan pada penangkaran burung kenari. Berikan pilihan tempat bersarang untuk mereka, yaitu dengan menggantung 2 – 3 wadah sarang di lokasi yang berbeda dalam kandang tersebut.
Memang, proses perkembangbiakan burung pleci sering membutuhkan waktu lama. Kondisi lingkungan kandang, pakan berkualitas, dan ketersediaan multivitamin untuk mendukung reproduksi burung merupakan beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam penangkaran burung pleci. Sebab, seringkali pleci sudah bertelur namun mereka memiliki kebiasaan buruk yaitu sering membuang telur, atau bahkan mengganggu anak-anaknya yang baru menetas.

Manajemen pakan

Untuk menjaga kondisi burung agar tetap sehat, pleci membutuhkan makanan yang memiliki kandungan gizi (nutrisi) lengkap, mulai dari protein, lemak, karbohidrat, energi metabolisme, serat kasar, hingga vitamin dan mineral. Kandungan nutrisi seperti itu bisa diperoleh melalui bahan pakan yang diberikan, mulai dari voer, serangga, buah-buahan, dan yang tidak kalah penting adalah nektar.
Sedikit berbeda dari konsep pakan pada beberapa jenis burung berkicau, pakan utama untuk burung pleci sebenarnya adalah buah-buahan, nektar, dan serangga seperti ulat, perut jangkrik, dan sejenisnya. Jadi, jenis pakan seperti itu wajib diberikan kepada pleci selama berada di kandang penangkaran.
Adapun voer (sebaiknya pilih voer lembut) diberikan hanya sebagai pelengkap saja. Pada voer inilah Anda bisa menambahkan multivitamin seperti BirdVit dan multimineral seperti BirdMineral, khususnya untuk anak-anak yang dalam masa pembesaran sebelum dijual ke konsumen.
Untuk induk jantan maupun induk betina, voer lembut bisa dicampur dengan BirdMature.Suplemen diberikan sejak burung-burung calon induk mulai dimasukkan ke kandang penangkaran. Suplemen ini digunakan untuk mengantisipasi kemungkinan induk yang kurang birahi, sulit berjodoh, serta meningkatkan peluang dihasilkannya telur-telur fertil (subur).
Induk jantan dan induk betina yang selama masa reproduksi rutin mengkonsumsi BirdMature juga akan menghasilkan anakan pleci yang relatif tidak mudah sakit, serta menekan angka kematian (mortalitas) pada anakan yang baru menetas. Hal ini karena embrio selama di dalam telur memperoleh sari-sari makanan dari induknya yang kecukupan gizi, termasuk saripati BirdMature, yang terkumpul di luar kuning telur (yolk) dan masuk ke tubuh embrio melalui khalaza (semacam tali pusar).
Adapun serangga yang diberikan sebagai menu harian untuk pleci dalam kandang penangkaran bisa berupa jangkrik kecil yang sudah dipotong bagian kepala, sayap dan kaki-kakinya, sehingga yang diberikan cukup bagian perutnya saja. Perut jangkrik ini bersama ulat hongkong kecil muda (berwarna putih), dan bisa juga ditambah kroto, dimasukkan dalam cepuk pakan yang terpisah dari voer.
Kebutuhan nektar bisa dipenuhi melalui beberapa cara. Misalnya nektar instan yang bisa dibeli di beberapa poultry shop, baik dalam bentuk cair maupun serbuk. Bisa juga membuat sendiri dengan mencampurkan air matang (4 bagian) dan gula (1 bagian), lalu direbus hingga matang agar larutan menjadi lebih kental. Berikan kepada pleci dalam kondisi air gula sudah dingin.

Tentang kandang dan sarang

Dalam pelaksanaannya, ternyata burung pleci juga bisa disatukan dengan burung jenis lainnya yang bersifat sosial seperti kenari, robin, dan finch. Jadi dalam satu kandang Anda bisa menangkarkan beberapa burung sekaligus, misalnya sambil menangkarkan kenari atau robin.
Selain itu, kandang penangkaran yang digunakan sebisa mungking dijauhkan dari binatang pengganggu seperti tikus, kucing, dan ayam. Suasana lingkungan yang berisik bisa mengganggu kenyamanan burung yang ditangkarkan.
Dalam menyesuaikan dengan kondisi suhu atau cuaca, ada baiknya kandang penangkaran dilengkapi juga dengan alat pengatur suhu dan kelembaban kandang, misalnya pemberian lampu UV selama musim hujan, kipas angin kecil (fan) yang ditempatkan di sudut kandang selama musim kemarau atau panas.
Tetapi alat ini tidak bersifat mutlak. Anda bisa juga mengatur ventilasi kandang agar tidak terlalu dingin di musim hujan (misalnya menutupkan terpal pada kandang di malam hari). Jadi, di masa awal penangkaran, sebaiknya berpikir hemat di berbagai lini, kecuali jika Anda memang sudah menyediakan modal cukup untuk memulai usaha penangkaran burung pleci.
Untuk membantu pleci membuat sarang, kita bisa menyediakan bahan penyusun sarang yang diletakkan di dalam wadah sarang, namun dengan format agak diacak-acak. Beberapa bahan sarang bisa disebarkan di lantai kandang, seperti sabut kelapa, serat nenas, dan sebagainya. Tujuannya untuk memancing pleci agar cepat berjodoh, kemudian mengambil bahan sarang dan merapikan sarang yang sudah kita siapkan dalam format agak diacak-acak tersebut. .
Berikut beberapa wadah sarang yang bisa digunakan untuk menangkarkan pleci :
BERBAGAI JENIS WADAH SARANG TERBUKA UNTUK PENANGKARAN PLECI
ANEKA BENTUK WADAH SARANG TERBUKA UNTUK PENANGKARAN PLECI

Sifat dan karakter pleci selama berkembang biak

Di habitat aslinya, pleci berkembang biak pada musim kawin selama bulan Februari hingga November dan akan bertelur sebanyak 2-4 butir. Warna telurnya bervariasi, tergantung spesiesnya, meski umumnya putih atau putih semu biru muda.
Note: Untuk kandang penangkaran, tidak dikenal adanya musim kawin. Jadi, induk jantan dan betina bisa kawin kapanpun mereka mau.
Induk betina dan induk jantan akan bahu-membahu dalam mengerami telur selama 12-14 hari. Kedua induk juga secara bergantian memberikan makanan kepada anak-anaknya, dengan cara dilolohkan. Jadi, selama masa tersebut, harus disiapkan berbagai jenis serangga seperti ulat hongkong, jangkrik kecil, laba-laba kecil, serta serangga kecil lainnya untuk membantu mereka memberikan makan kepada anak-anaknya.
Anakan pleci umur 12 hari biasanya sudah bisa keluar dari sarangnya. Pada usia tersebut, anakan bisa dipisahkan dari indukannya dan dipasangi dengan ring pengenal.
Demikian garis besar penangkaran burung pleci. Om Kicau mendorong tumbuhnya penangkaran pleci di berbagai daerah di Indonesia, dengan harapan kelak sebagian stok pleci di pasaran disuplai dari tempat penangkaran, bukan lagi hasil tangkapan dari hutan.
Hanya dengan cara inilah, hobi memelihara pleci bisa lestari dalam jangka panjang, dan populasi pleci di alam bebas tetap dalam kondisi aman, jauh dari ancaman kepunahan.
Semoga bermanfaat.

Kamis, 25 April 2013

Trik Penyilangan LB agar Beranak Lutino/Albino

       Salah satu daya tarik lovebird adalah karena warnanya yang indah. Oleh karena itu, dalam pengembangbiakan lovebird biasanya direncanakan suatu pengembangbiakan lovebird dengan pola warna tertentu.

        Hal ini memang memungkinkan dan sudah banyak yang berhasil mengembangbiakkan lovebird dengan warna-warna tertentu. Biasanya warna-warna yang langka akan membuat harga lovebird menjadi sangat tinggi.
Dalam merencanakan warna bulu pada pengembangbiakan lovebird tidak dapat dilepaskan dari hukum genetik. Secara umum, demikian disebutkan Siti Nuramaliati Prijono dalam buku berjudul Lovebird, telah diketahui bahwa dari pasangan yang dikawinkan maka sifat anak-anak 50% meniru induk betina dan 50% meniru induk jantan. Dengan kata lain sifat anak merupakan perpaduan setengah sifat induk jantan dan setengah sifat induk betina. Sifat-sifat yang diturunkan ini pun masih dipengaruhi oleh sifat resesif dan sifat dominan yang dimiliki oleh pasangan yang dikawinkan.
Untuk menentukan sifat resesif dan dominan ini dapat diperkirakan setelah suatu pasangan yang berlainan sifatnya (dalam hal ini warna bulu) menurunkan dua-tiga periode keturunan. Bila keturunan pada periode-periode tersebut cenderung mempunyai hasil yang relatif sama maka dapat diperkirakan sifat dominan dan resesif yang ada pada induk jantan dan atau induk betina. Berdasarkan pengalaman-pengalaman inilah kemudian dapat disusun program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang dipelihara.
          Berkaitan dengan pengembangbiakan lovebird untuk mendapatkan warna bulu yang berbeda maka pengetahuan dasar mengenai genetik sangat penting diketahui oleh penangkar. Dengan pengetahuan dasar genetik tersebut memungkinkan penangkar untuk mengawinsilangkan lovebird sehingga dapat diperoleh anak lovebird dengan warna bulu yang diinginkan.
A. Genetika sebagai Pengetahuan Dasar Pengembangbiakan Lovebird
          Genetika adalah ilmu tentang keturunan atau asal-usul makhluk hidup. Dalam ilmu ini dipelajari cara suatu sifat (karakter) diturunkan kepada keturunannya.
Unit terkecil bahan sifat keturunan adalah gen. Gen terletak pada kromosom dan tersusun secara linear. Dalam setiap sel tubuh terdapat sepasang kromosom. Dengan sendirinya gen-gen pada kromosom berpasangan dan pasangan gen tersebut terletak pada lokus yang sama. Gen-gen yang terletak pada lokus yang sama memiliki pekerjaan yang sama, hampir sama, atau berlawanan, tetapi untuk satu tugas tertentu. Sebagai contoh, gen G bersama alelnya g bekerja untuk menumbuhkan pigmentasi warna bulu. Gen G mampu untuk berpigmentasi, sedangkan gen g tidak mampu berpigmentasi. Tugas gen tersebut berlawanan, tetapi untuk tugas yang sama yaitu pigmentasi warna bulu.
                 Selama proses reproduksi, satu set kromosom diturunkan dari setiap induknya kepada anaknya. Sperma dan sel telur hanya berisi setengah dari jumlah kromosom yang ada di sel lainnya pada tubuh. Jadi, ketika dua dari “setengah kelompok” bersatu pada waktu proses pembuahan telur oleh sperma terbentuk suatu gabungan yang diturunkan pada anaknya.
                   Dalam genetika, bentuk luar atau kenyataan karakter yang dimiliki suatu individu (misalnya: warna hijau pada bulu) dikenal dengan istilah fenotip. Sementara bentuk susunan genetik suatu karakter yang dimiliki suatu individu dan ditulis dengan simbol gen dikenal dengan istilah genotip. Simbol gen untuk lovebird yang bulunya berwarna normal (hijau) ditulis GG. Lovebird yang berbulu lutino, biru, dan warna mutasi lainnya ditulis gg. Lovebird yang memiliki simbol gen yang sama (pasangan kedua alel pada suatu individu sama), misalnya GG dan gg, disebut homozigot.
               GG adalah pasangan homozigot yang bersifat dominan, sedangkan gg adalah pasangan homozigot yang bersifat resesif. Hal ini berarti bahwa warna lovebird yang normal (hijau) adalah dominan terhadap warna mutasi. Apabila lovebird memiliki simbol gen yang berbeda (pasangan kedua alel pada suatu individu tak sama), misalnya Gg, disebut heterozigot. Lovebird yang memiliki genotip yang heterozigot (Gg) maka akan menunjukkan warna bulu hijau. Warna hijau adalah dominan terhadap warna mutasi dan warna mutasi tersebut tertutup oleh warna hijau sehingga tidak terlihat dari penampilannya.
B. Program Persilangan untuk Menghasilkan Warna Mutasi Bulu
            Gen dapat mengalami mutasi lebih dari sekali sehingga dapat terbentuk 2 atau lebih macam alel bagi suatu gen. Gen G berperan untuk menumbuhkan warna bulu secara normal lalu gen G mengalami mutasi. Dengan demikian, gen G tidak mampu mengadakan warna bulu secara normal sehingga akan menghasilkan warna bulu lainnya, seperti albino dan lutino. Gen G yang bermutasi itu diberi simbol g. Gen yang mengalami mutasi tersebut ditulis dengan huruf kecil karena karakter yang ditumbuhkan bersifat resesif.
Artinya, bila gen g terdapat pada satu tubuh dengan gen G maka gen g akan ditutupi atau dikalahkan. Kejadian mutasi gen ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengembangbiakan lovebird sehingga dihasilkan lovebird dengan warna bulu yang diharapkan, yaitu sama atau berbeda dengan induk jantan dan betinanya. Untuk tujuan komersial, cara ini cukup menguntungkan karena lovebird dengan warna mutasi mempunyai daya jual yang lebih mahal.
               Jenis lovebird yang banyak dijual di pasar burung di Indonesia adalah lovebird ‘muka salem’, lovebird kacamata ‘fischer’, lovebird kacamata ‘topeng’, dan lovebird hasil mutasi. Ketiga jenis lovebird tersebut dapat mudah dikembangbiakkan untuk menghasilkan lovebird warna mutasi. Di antara ketiga jenis lovebird komersial tersebut, lovebird ‘muka salem’ dapat menghasilkan banyak warna mutasi, seperti lutino (kuning, mata merah), golden cherry (kuning), cinnamon (cokelat kekuningan), biru pastel, pied (bercak warna), dan albino (putih, mata merah). Warna mutasi dari lovebird kacamata ‘topeng’ yang terkenal adalah biru.
Untuk mendapatkan anakan dengan warna mutasi, penangkar harus mempunyai induk dengan warna mutasi. Apabila ingin diperoleh anak dengan warna mutasi dari kedua induk yang berbulu normal maka caranya sangat rumit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Berikut ini contoh-contoh program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang dipelihara.
1. Lutino dan albino
                 Lutino dan albirto pada lovebird ‘muka salem’ adalah bentuk dari mutasi rangkai kelamin resesif. Gen lutino dan albino terletak pada kromosom kelamin. Oleh karena itu, karakter yang ditimbulkan gen ini diturunkan bersama dengan karakter kelamin. Selain kedua bentuk mutasi tersebut, bentuk mutasi bulu lain yang melibatkan rangkai kelamin resesif adalah cinnamon murni atau hasil mutasi yang bermata merah.
Perhatikan digram di bawah ini:
             Salah satu daya tarik lovebird adalah karena warnanya yang indah. Oleh karena itu, dalam pengembangbiakan lovebird biasanya direncanakan suatu pengembangbiakan lovebird dengan pola warna tertentu. Hal ini memang memungkinkan dan sudah banyak yang berhasil mengembangbiakkan lovebird dengan warna-warna tertentu. Biasanya warna-warna yang langka akan membuat harga lovebird menjadi sangat tinggi.
            Dalam merencanakan warna bulu pada pengembangbiakan lovebird tidak dapat dilepaskan dari hukum genetik. Secara umum, demikian disebutkan Siti Nuramaliati Prijono dalam buku berjudul Lovebird, telah diketahui bahwa dari pasangan yang dikawinkan maka sifat anak-anak 50% meniru induk betina dan 50% meniru induk jantan. Dengan kata lain sifat anak merupakan perpaduan setengah sifat induk jantan dan setengah sifat induk betina. Sifat-sifat yang diturunkan ini pun masih dipengaruhi oleh sifat resesif dan sifat dominan yang dimiliki oleh pasangan yang dikawinkan.
           Untuk menentukan sifat resesif dan dominan ini dapat diperkirakan setelah suatu pasangan yang berlainan sifatnya (dalam hal ini warna bulu) menurunkan dua-tiga periode keturunan. Bila keturunan pada periode-periode tersebut cenderung mempunyai hasil yang relatif sama maka dapat diperkirakan sifat dominan dan resesif yang ada pada induk jantan dan atau induk betina. Berdasarkan pengalaman-pengalaman inilah kemudian dapat disusun program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang dipelihara.
          Berkaitan dengan pengembangbiakan lovebird untuk mendapatkan warna bulu yang berbeda maka pengetahuan dasar mengenai genetik sangat penting diketahui oleh penangkar. Dengan pengetahuan dasar genetik tersebut memungkinkan penangkar untuk mengawinsilangkan lovebird sehingga dapat diperoleh anak lovebird dengan warna bulu yang diinginkan.
A. Genetika sebagai Pengetahuan Dasar Pengembangbiakan Lovebird
           Genetika adalah ilmu tentang keturunan atau asal-usul makhluk hidup. Dalam ilmu ini dipelajari cara suatu sifat (karakter) diturunkan kepada keturunannya.
          Unit terkecil bahan sifat keturunan adalah gen. Gen terletak pada kromosom dan tersusun secara linear. Dalam setiap sel tubuh terdapat sepasang kromosom. Dengan sendirinya gen-gen pada kromosom berpasangan dan pasangan gen tersebut terletak pada lokus yang sama. Gen-gen yang terletak pada lokus yang sama memiliki pekerjaan yang sama, hampir sama, atau berlawanan, tetapi untuk satu tugas tertentu. Sebagai contoh, gen G bersama alelnya g bekerja untuk menumbuhkan pigmentasi warna bulu. Gen G mampu untuk berpigmentasi, sedangkan gen g tidak mampu berpigmentasi. Tugas gen tersebut berlawanan, tetapi untuk tugas yang sama yaitu pigmentasi warna bulu.
          Selama proses reproduksi, satu set kromosom diturunkan dari setiap induknya kepada anaknya. Sperma dan sel telur hanya berisi setengah dari jumlah kromosom yang ada di sel lainnya pada tubuh. Jadi, ketika dua dari “setengah kelompok” bersatu pada waktu proses pembuahan telur oleh sperma terbentuk suatu gabungan yang diturunkan pada anaknya.
            Dalam genetika, bentuk luar atau kenyataan karakter yang dimiliki suatu individu (misalnya: warna hijau pada bulu) dikenal dengan istilah fenotip. Sementara bentuk susunan genetik suatu karakter yang dimiliki suatu individu dan ditulis dengan simbol gen dikenal dengan istilah genotip. Simbol gen untuk lovebird yang bulunya berwarna normal (hijau) ditulis GG. Lovebird yang berbulu lutino, biru, dan warna mutasi lainnya ditulis gg. Lovebird yang memiliki simbol gen yang sama (pasangan kedua alel pada suatu individu sama), misalnya GG dan gg, disebut homozigot.
            GG adalah pasangan homozigot yang bersifat dominan, sedangkan gg adalah pasangan homozigot yang bersifat resesif. Hal ini berarti bahwa warna lovebird yang normal (hijau) adalah dominan terhadap warna mutasi. Apabila lovebird memiliki simbol gen yang berbeda (pasangan kedua alel pada suatu individu tak sama), misalnya Gg, disebut heterozigot. Lovebird yang memiliki genotip yang heterozigot (Gg) maka akan menunjukkan warna bulu hijau. Warna hijau adalah dominan terhadap warna mutasi dan warna mutasi tersebut tertutup oleh warna hijau sehingga tidak terlihat dari penampilannya.
B. Program Persilangan untuk Menghasilkan Warna Mutasi Bulu
           Gen dapat mengalami mutasi lebih dari sekali sehingga dapat terbentuk 2 atau lebih macam alel bagi suatu gen. Gen G berperan untuk menumbuhkan warna bulu secara normal lalu gen G mengalami mutasi. Dengan demikian, gen G tidak mampu mengadakan warna bulu secara normal sehingga akan menghasilkan warna bulu lainnya, seperti albino dan lutino. Gen G yang bermutasi itu diberi simbol g. Gen yang mengalami mutasi tersebut ditulis dengan huruf kecil karena karakter yang ditumbuhkan bersifat resesif.
Artinya, bila gen g terdapat pada satu tubuh dengan gen G maka gen g akan ditutupi atau dikalahkan. Kejadian mutasi gen ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengembangbiakan lovebird sehingga dihasilkan lovebird dengan warna bulu yang diharapkan, yaitu sama atau berbeda dengan induk jantan dan betinanya. Untuk tujuan komersial, cara ini cukup menguntungkan karena lovebird dengan warna mutasi mempunyai daya jual yang lebih mahal.
                 Jenis lovebird yang banyak dijual di pasar burung di Indonesia adalah lovebird ‘muka salem’, lovebird kacamata ‘fischer’, lovebird kacamata ‘topeng’, dan lovebird hasil mutasi. Ketiga jenis lovebird tersebut dapat mudah dikembangbiakkan untuk menghasilkan lovebird warna mutasi. Di antara ketiga jenis lovebird komersial tersebut, lovebird ‘muka salem’ dapat menghasilkan banyak warna mutasi, seperti lutino (kuning, mata merah), golden cherry (kuning), cinnamon (cokelat kekuningan), biru pastel, pied (bercak warna), dan albino (putih, mata merah). Warna mutasi dari lovebird kacamata ‘topeng’ yang terkenal adalah biru.
                 Untuk mendapatkan anakan dengan warna mutasi, penangkar harus mempunyai induk dengan warna mutasi. Apabila ingin diperoleh anak dengan warna mutasi dari kedua induk yang berbulu normal maka caranya sangat rumit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Berikut ini contoh-contoh program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang dipelihara.
1. Lutino dan albino
            Lutino dan albirto pada lovebird ‘muka salem’ adalah bentuk dari mutasi rangkai kelamin resesif. Gen lutino dan albino terletak pada kromosom kelamin. Oleh karena itu, karakter yang ditimbulkan gen ini diturunkan bersama dengan karakter kelamin. Selain kedua bentuk mutasi tersebut, bentuk mutasi bulu lain yang melibatkan rangkai kelamin resesif adalah cinnamon murni atau hasil mutasi yang bermata merah.
Perhatikan digram di bawah ini:
          Pada burung, kromosom kelamin betina adalah ZW dan kromosom jantan adalah ZZ (pada binatang mamalia kromosom kelamin betina adalah XX dan kromosom jantan adalah XY). Hal ini berarti bahwa lovebird betina menghasilkan telur yang membawa Z dan W, sedangkan lovebird jantan menghasilkan sperma yang hanya membawa Z. Jika resesif gen mutan terjadi pada kromosom Z yang tidak ada pasangannya dengan kromosom W yang lebih pendek maka tidak terjadi pindah silang gen mutan tersebut.

              Dengan demikian, lovebird betina hanya memerlukan satu gen resesif (contoh: g) untuk memperlihatkan adanya mutasi dalam penampilannya, sedangkan lovebird jantan memerlukan dua resesif gen (contoh: gg). Oleh karena keturunan yang berupa ZW adalah betina dan ZZ adalah jantan, pewarisan kromosom Z akan mengikuti pola khas: induk betina akan meneruskan kromosom Z hanya kepada keturunan jantannya, sedangkan induk jantan akan meneruskan kromosom Z kepada keturunan jantan dan betina. Itulah sebabnya anak betina akan selalu mewarisi kromosom Z dari induk jantan karena induk betina pasti telah menyumbangkan kromosom W. Lagi pula, induk betina dapat meneruskan informasi pada kromosom Z kepada cucunya hanya melalui anak-anak jantannya. Sifat genetik yang dilanjutkan dengan pola khas ini disebut rangkai kelamin.
          Untuk memperoleh bentuk lutino dari lovebird ‘muka salem’ dapat dilihat pada Tabel 1. Gen dominan untuk warna hijau normal menggunakan simbol G.
Tabel 1:
             Dengan demikian, pejantan warna hijau normal memiliki genotip GG, betina hijau normal adalah G-, jantan lutino adalah gg, jantan hijau normal atau pembawa sifat lutino adalah Gg, dan betina lutino adalah g-.
Apabila ingin diperoleh cukup banyak anak lovebird berbentuk lutino dari sepasang lovebird yang ditangkarkan maka sebaiknya kegiatan penangkaran dimulai dengan menangkarkan sepa-sang lovebird yang terdiri dari betina normal dan jantan lutino (Diagram l).
Diagram 1:
               Dengan cara ini dapat diharapkan diperoleh 50% anak lutino pada generasi pertama. Hal ini tidak mungkin terjadi bila sepasang lovebird yang dikawinkan adalah betina lutino dengan jantan normal homozigot (Diagram 2).
Diagram 2:
              Keuntungan lain dari penggunaan pasangan betina normal dengan jantan lutino adalah dapat diketahuinya jenis kelamin anak ketika berada di sarang, yaitu sebelum bulunya muncul. Anak yang betina (lutino) mempunyai mata berwarna merah, sedangkan anak jantan (normal) mempunyai mata berwarna gelap.
Untuk menghasilkan anak lovebird albino maka perlu dimulai dengan menyilangkan lovebird betina warna biru (BBb-) dengan lovebird jantan lutino (BBll). Persilangan kedua induk lovebird tersebut menghasilkan keturunan pertama (F1) anak betina lutino atau biru (Bbl-). Selain itu, diperlukan juga pejantan dengan genotip yang sama (Bbll) yang diperoleh dari hasil perkawinan induk betina lutino (BBl-) dengan induk jantan biru atau lutino (Bbll). Perkawinan antara kedua keturunan F1 (Bbl- x Bbll) tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
         Program persilangan untuk memperoleh anak bentuk albino dan lutino di atas dapat diterapkan untuk lovebird jenis lain yang mempunyai kedua bentuk mutasi tersebut.
2. Warna biru dan warna mutasi lainnya
          Perkawinan antara lovebird kacamata ‘topeng’ yang berbulu normal (hijau) dengan yang berbulu biru merupakan salah satu contoh dari pasangan resesif yang melibatkan otosom (Tabel 3). Otosom merupakan kromosom yang tak menentukan jenis kelamin.
Tabel 3:
                 Warna hijau dominan terhadap warna biru. Bentuk genotip warna hijau adalah GG, sedangkan warna biru adalah resesif dengan genotip gg. Jadi, semua sel kelamin dari induk yang dominan akan mengandung satu gen G, sedangkan induk yang resesif akan mengandung satu gen g. Berarti semua anak akan menerima satu gen G dan satu gen g dari setiap induknya. Hal ini jelas terlihat bahwa semua anak pada generasi pertama (F1) akan mempunyai genotip Gg (Diagram 3).
                 Hal ini berarti secara fenotip anak lovebird tersebut berwarna hijau, tetapi anak lovebird tersebut membawa gen warna biru pada genotipnya. Jadi, anak lovebird tersebut bersifat heterozigot.
               Ketika lovebird heterozigot tersebut dikawinkan maka pasangan lovebird tersobut akan menghasilkan anak yang berwarna hijau dan berwarna biru pada generasi kedua (F2). Perbandingan harapan dari anak lovebird warna hijau terhadap biru adalah 3 : 1 dengan satu pertiga anak lovebird berwarna hijau homozigot (GG), dua pertiga warna hijau heterozigot dan pembawa sifat warna biru (Gg), serta satu pertiga warna biru (gg).
          Pasangan otosom resesif lainnya antara lain adalah perkawinan antara lovebird ‘muka salem’ yang berbulu normal dengan yang berbulu biru pastel, dan perkawinan antara jenis lovebird berbulu normal dengan lovebird warna mutasi lainnya.
            Warna bulu mutasi lainnya pada lovebird yang melibatkan pasangan otosom resesif adalah pied dan golden  cherry. Pada prinsipnya, untuk mendapatkan bulu dengan warna mutasi tersebut hampir sama dengan program persilangan untuk memperoleh bulu warna biru.