Senin, 06 Mei 2013

Rawatan Burung Ciblek

             Ciblek gunung (cigun) seringkali mendominasi kelas ciblek di berbagai lomba. Selama ini, yang banyak diburu cigun mania adalah burung asal Tasik (Jawa Barat). Suaranya oke, mentalnya pun bagus. Tetapi semua itu tergantung perawatan dan karakter burungnya.
           Selain dari Tasik, cigun asal Trawas (Jawa Timur juga) punya penggemar tersendiri. Bagaimana cara membedakan jantan dan betina cigun? Secara umum, jantan memiliki tubuh yang tegap, kepala besar, dan terkadang ada beberapa helai bulu halus (seperti rambut) yang menjadi ciri khususnya.
           Ekor ciblek gunung jantan juga panjang. Pada burung muda, paruhnya memiliki semburat hitam. Tapi jika sudah dewasa, warna paruh berubah gelap. Warna bulu cokelat tua dan suara ngerol, diselingi tembakan
           Adapun tubuh betina lebih kecil daripada burung jantan. Warna bulunya pun cenderung lebih terang. Paruh bawah berwarna putih, ekor pendek, dan suaranya terbatas.
Ciblek Gunung
CIBLEK GUNUNG (CIGUN) ASAL TASIK PALING BANYAK DICARI
Perawatan harian standar untuk ciblek gunung
  • Jangkrik kecil 5 ekor pagi dan sore.
  • Kroto segar 2 sendok teh, diberikan pada pagi hari.
  • Voer yang lembut
  • Mandi setiap pagi dan sore.
  • Penjemuran selama 2 – 3 jam, bisa dimulai dari jam 7.00 s/d 10.00.
Perawatan saat ciblek gunung ngedrop
  • Untuk sementara waktu, burung diisolasi dari burung lain yang gacor.
  • Dikerodong dulu, kemudian sangkar digantang di tempat yang sejuk dan tenang.
  • Pada waktu inilah saat yang tepat untuk men-charge dengan burung betina.
  • Porsi ekstra fooding seperti kroto, jangkrik, ulat hongkong, dan ulat kandang ditambah, sampai burung rajin berbunyi kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar