Senin, 20 Mei 2013

Kesalahan Fatal Penanganan Burung Sakit

         Menjemur burung sakit di bawah sinar matahari dan juga diangin-anginkan? Jika iya, maka itu adalah salah satu contoh kesalahan fatal penanganan burung sakit. Kesalahan dalam penanganan burung sakit umumya tidak kita sadari. Hal itu bisa kita maklumi karena referensi penanganan burung sakit masih terbatas.
Bahkan produsen obat yang berani menjamin “BURUNG SAKIT PASTI SEMBUH” tidak pernah menjelaskan bagaimana proses penyembuhan burung sakit karena yang penting obatnya laku.
Burung sakit bisa sembuh dengan beberapa syarat. yakni:
1. Tepat diagnosa
2. Tepat obat
3. Tepat dosis
4. Tepat cara pemberian obat
5. Tepat penempatan.
Jika ada di antara faktor itu tidak tepat, biasanya ya tidak maksimal proses penyembuhannya. Bahkan dalam beberapa kasus, menyebabkan burung cepat mati. Mengapa? Berikut ini penjelasannya:
1. Tepat diagnosa
Banyak kesalahan dalam diagnosa burung sakit yang menyebabkan proses penyembuhan gagal. Burung matanya bengkak dan berair misalnya, sering dianggap sebagai semata-mata terjadi infeksi di bagian mata. Dan karenanya hanya diberi obat tetes mata atau salep anti-infeksi mata.
Padahal, mata bengkak dan berair juga salah satu indikasi penyakit snot, yakni terjadinya infeksi di saluran pernafasan atas yang menyebabkan adanya lairan nanah ke arah mata sehingga mata bengkak. Ketika mata membengkak terjadilah infeksi sekunder di mata ditandai dengan peradangan dan mata berair.
Jika penanganan hanya dilakukan menggunakan obat anti iritasi mata atau anti bengkak, maka infeksi di saluran pernasafan atas terabaikan. Burung tidak akan pernah sembuh dan tentunya burung akan mati. Untuk referensi penyakit snot ini, silakan ditengok lagi Penanganan standar burung terkena snot.
Sebagai masukan untuk Anda dalam mendiagnosa sendiri burung sakit, silakan dilihat kembali Pengenalan Penyakit Burung (klik saja)
2. Tepat obat
Setelah diagnosa dilakukan, maka pemilihan obat menjadi “PR” berikut. Untuk referensi masalah tepat obat ini, silakan ditengok lagi artikel: Ketika antibiotik pun angkat tangan hadapi penyakit burung, Anda mau bilang apa?
Singkat kata, jangan pernah menggunakan obat yang tidak tepat peruntukannya. Misalnya obat untuk ayam, maka dalam banyak kasus tidak tepat untuk burung. Juga, TIDAK ADA satu jenis obat yang bisa menyembuhkan segala jenis penyakit burung.
3. Tepat dosis
Ketidaktepatan dosis dan lama pemakaian obat, misalnya antibiotik, bisa menyebabkan burung tidak sembuh-sembuh, atau bahkan burung jadi resisten. Jangan karena tergesa-gesa burung segera sembuh, pemakaian dinaikkan dari dosis yang tertulis dalam brosur penggunaan obat.
4. Tepat cara pemberiannya
Banyak burung yang mati justru ketika sedang dipegang untuk diobati. Mengapa ini terjadi? Sebab, burung dalam kondisi drop, jika dipegang akan seperti tersentak karena tidak punya labirin dan hal ini bisa menyebabkan kematian.
Untuk itu, usahakan pemberian apapun supaya masuk ke dalam pencernaan burung tidak dengan cara dipegang. Untuk cara pemberiannya, sebagaimana pernah saya tulis di halaman PENYAKIT BURUNG, usahakan dengan menggunakan injeksi yang ujungnya diganti dengan selang kecil. Tetes-teteskan apa yang kita harapkan dikonsumsi burung itu di atas paruh dengan harapan ada bagian yang masuk ke mulut burung dan terminum.
5. Tepat penempatan
Burung sakit harus disendirikan. Dikerodong dan diberi lampu di dalamnya sebagai penghangat. Burung sakit memerlukan udara hangat agar tidak semakin buruk kondisinya. Meski burung memerlukan panas, jangan pernah menjemur burung sakit. Sebab dengan penjemuran, biasanya dia akan terkena terpaan angin. Kondisi ini menyebabkan demam pada burung semakin parah.
Coba kita sendiri kalau sedang sakit. Meskipun kita menggigil, kita tidak akan merasa nyaman dengan berjemur. Kadang tulang terasa semakin ngilu, apalagi pas bersamaan dengan itu ada angin semilir di dekat kita. Demam tidak kunjung turun.
Perlu diingat pula, burung sakit jangan pernah dicampur satu ruangan dengan burung sehat. Sebab, burung yang sehat bisa tertular.
SESAMA BURUNG SAKIT pun jangan dicampur. Mengapa? Sebab, burung secara individual mengalami fase penyakit yang berbeda-beda. Jika burung sakit yang sudah dalam proses pengobatan kita campur dengan burung yang baru saja jatuh sakit, maka burung yang sudah dalam proses pengobatan bisa “tertular” lagi oleh virus yang masih ganas dari burung yang baru saja jatuh sakit. Pisahkan masing-masing di sangkiar berkerodong dan berlampu. Sendiri-sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar