Jumat, 23 November 2012

Mengatasi Kebiasaan Salto Pada Cendet

            Salah satu kebiasaan buruk yang diperlihatkan burung cendet adalah salto. Karakter ini jelas akan mengurangi nilai dalam penjurian ketika berada di lapangan yakni nilai jelek pada performa burung.
Sebagus apapun kualitas suara cendet, jika diiringi dengan salto, maka hal itu tidak ada guna dan manfaatnya. Peluang untuk menang akan sangat tipis. Lantas apa yang harus dilakukan agar cendet yang sudah memiliki kualitas suara bagus namun diperburuk oleh karakter tersebut.
Aryo, mania cendet asal Menganti Gresik memiliki resep yang bisa digunakan dan mungkin diterapkan oleh mania cendet lain menghadapi masalah yang sama.
“Salto pada cendet memang tidak bisa dihilangkan, sebab itu sudah menjadi karakter yang hamper dimiliki oleh setiap burung cendet. Namun setidaknya kita bisa memiriimalisir salto tersebut sehingga burung bisa lebih tenang dan memiliki kebiasaan yang sedikit bisa terkontrol,” papar Aryo.
Dirinya mengukur tingkat kebiasaan burung dalam hitungan menit. Jika ada cendet yang terbiasa salto sebanyak 10 kali lebih dalam hitungan lima menit, maka dengan resep ini jumlah salto bisa dikurangi menjadi satu sampai dua kali saja dalam hitungan waktu yang sama.
Full kerodong
Kunci dalam mengurangi kebiasaan salto adalah kerodong. Setiap hari diupayakan cendet harus dalam kondisi kerodong. Fungsi kerodong sebenarnya agar burung bisa lebih tenang. Semakin sering rentang waktu burung tenang karena dikerodong, maka tingkat saltonya akan bisa dikurangi.
Jika memang tidak mendesak, usahakan agar kerodong tetap menempel pada sangkar burung. Karena jika sering dibuka, maka kondisi burung akan semakin parah kebiasaan saltonya. Apabila itu terjadi maka proses pemulihan akan membutuhkan waktu lebih lama lagi. Itu artinya bahwa burung tidak bisa lagi diturunkan di arena.
Pada saat dijemurpun kerodong harus tetap berada pada posisi semula, tidak boleh dibuka dengan alasan apapun. Namun berikan ruang sirkulasi udara dengan membuka bagian resleting. Penjemuran cukup dilakukan selama lebih kurang tiga jam.
Sebelum burung dijemur harus dimandikan seperti biasanya. Nah hanya pada saat inilah kerodong dilepas dari sangkar, selanjutkan dipasang kembali.
Tingkat birahi tinggi
Salto, menurut Aryo adalah imbas dan sifat cendet yang terbilang sebagai burung fighter. Sehingga di manapun dan kapanpun cendet akan selalu melakukan gerak fighternya. Terlebih jika tingkat birahi dan cendet itu sendiri begitu tinggi, maka salto akan menjadi dampak yang kurang menguntungkan.
Pemberian menu makan seperti jangkrik, juga harus dikurangi sebanyak separuh jumlahnya. Jika sebelumnya jangkrik diberikan sebanyak sepuluh ekor, maka dikurangi merijadi lima ekor.
Tambahkan ulat bumbung atau krodo sebagai menu extra. Jika rutinitas seperti ini bisa dilakukan dengan normal, maka dalam hitungan kurang lebih satu bulan, burung akan bisa kembali diturunkan di arena dengan performa yang lebih bagus.
Namun perlu diingat juga bahwa kerodong harus tetap diterapkan sepanjang perjalanan karier sang cendet.
Catatan :
Artikel di atas bersumber dari Majalah BnR. Dalam hal penjemuran dalam kondisi dikerodong, perlu dilakukan ekstra hati-hati (dibatasi) dengan minuman penuh di wadah minuman. Apalagi jika panas matahari sedang menyengat, ada baiknya dipertimbangkan lagi tips yang ditulis di atas.
Salam sukses untuk cendet mania!!

(Dikutip Dari Omkicau.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar